Kisah Hidup KRT Wiroguno, Seniman Besar Keraton Yogyakarta Pencipta Ratusan Gending
Bakat alaminya dalam hal karawitan telah terlihat sejak ia masih belia.
Bakat alaminya dalam hal karawitan telah terlihat sejak ia masih belia.
Kratonjogja.id
Kisah Hidup KRT Wiroguno, Seniman Besar Keraton Yogyakarta Pencipta Ratusan Gending
Pada abad ke-19, banyak seniman besar yang lahir dari lingkungan keraton. Bila di Keraton Surakarta ada nama pujangga Ronggowarsito, di Keraton Yogyakarta ada KRT Wiroguno.
Sebagai seorang seniman, KRT Wiroguno telah berjasa besar bagi Keraton Yogyakarta. Semasa hidupnya ia menciptakan lebih dari seratusan gending, merancang kostum Langendriya, menggeluti foto painting hitam putih, dan berbagai kesenian lainnya.
Berkat berbagai hal tersebut, layak rasanya apabila ia disebut sebagai salah satu seniman besar Keraton Yogyakarta.
-
Siapa pencipta Tari Topeng Wuwung Kawangi? Mengutip laman Budaya Kuring, tari topeng Wuwung Kawangi diciptakan oleh pasangan seniman setempat bernama Aceng Hidayat dan Ayu Asmiati.
-
Siapa pencipta Wayang Ringkang? Sebelumnya, Wayang Ringkang dikembangkan oleh seorang seniman Sunda bernama Ki Tantan Sugandi pada 2007 lalu.
-
Siapa yang membangun Keraton Yogyakarta? Kemudian pada bulan April 1755, Sultan HB I membangun Kraton Yogyakarta.
-
Siapa yang menari Gending Sriwijaya? Kesenian tradisional ini dibawakan oleh gadis-gadis Palembang dengan penuh kegembiraan dan sukacita.
-
Dimana Segarayasa di Keraton Kotagede? Memasuki era Mataram Islam, tradisi Segarayasa dimulai lagi dan diterapkan di Keraton Kotagede.
-
Siapa yang mengembangkan Tari Topeng Kaliwungu? Mbah Nemo adalah tokoh yang berjasa besar dalam mengembangkan tarian ini.
Dilansir dari website Kratonjogja.id, KRT Wiroguno terlahir dengan nama Raden Mas Subardjo. Ia adalah cucu Sri Sultan Hamengkubuwono VI. Ayahnya yang bergelar Pangeran Adipati Mangkubumi merupakan adik Sri Sultan Hamengku Buwono VII.
Saat kecil, KRT Wiroguno mendapat julukan Raden Mas Deblung karena suka memainkan berbagai alat musik seperti perkusi, kendang, ketipung, bahkan batu. Bakat alaminya dalam hal karawitan telah terlihat sejak ia masih belia.
Saat menjabat di sekolah tari Krida Beksa Wirama, KRT Wiroguno dititahkan untuk mendokumentasikan gending-gending gagrak Yogyakarta. Untuk keperluan itulah ia menciptakan sistem notasi khusus, yaitu notasi andha.
Tak hanya itu, KRT Wiroguno juga menciptakan gending-gending penting yang masih telantun hingga sekarang, seperti Prabu Mataram dan Raja Manggala untuk mengiringi kehadiran Sultan. Selain itu juga ada Tedhak Saking dan Sri Kondur untuk untuk mengiringi kembalinya Sultan ke dalam Kedhaton.
Ia juga diperintah untuk menulis gending dakwah untuk sekaten sebagai tambahan empat gending yang sudah ada dan ia beri judul Gending Salatun, Sahadatun, Supiyatun, dan Ngayatun.
Sebagai direktur karawitan saat itu, tugas KRT Wiroguno sangatlah berat. Namun ia dibayar dengan gaji yang sangat besar.
Ia memiliki mobil, kereta beserta kudanya, hingga sopir dan saisnya sendiri. Ia bersama keluarga besarnya tinggal di sebuah area yang sangat luas bernama Dalem Kaneman.
Perancang Busana
Sebagai seorang seniman, KRT Wiroguno punya banyak bakat. Ia merancang busana untuk drama tari Langendriya yang menjadi salah satu mahakaryanya.
Ia membuat keseluruhan kostum termasuk aksesorisnya dari kepala hingga kaki. Motif bordirannya juga ia pilih sendiri.
Dari semua proses perancangan itu, semua arsipnya masih tersimpan rapi termasuk nota-nota pembelian dari Toko Van Arcken & Co, toko kelas satu yang menjual barang-barang bermutu tinggi pada zaman itu.
Di kemudian hari, rancangan ini digunakan sebagai busana Beksan Golek Menak ciptaan Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Karya rancangan ini juga membawa KRT Wiroguno mendapat penghargaan oleh Menteri Pengajaran pada waktu itu.
Wafat pada 1937
KRT Wiroguno wafat dan disemayamkan di makam raja-raja Imogiri pada tahun 1937. Semasa hidupnya ia berada di lingkungan terdalam Sri Sultan Hamengkubuwono VIII.
Bahkan Sultan memberinya jabatan sebagai Bupati Pepatih Dalem Kadipaten, sebuah jabatan khas yang hanya ada pada periode itu dan setelah ia tiada jabatan itu ditiadakan.
Atas jasa-jasa selama hidupnya, dibangun Ruang Arsip dan Dokumentasi Seni KRT Wiroguno. Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto, saat menjabat tahun 2008, mengatakan KRT Wiroguno meninggalkan warisan keilmuan yang tinggi khususnya dalam bidang seni karawitan.
“Kalau kita bicara melestarikan, disini kita tidak melestarikan benda mati, ini adalah pelestarian warisan keilmuan khususnya dalam bidang seni karawitan, kita tidak sekedar pernah mengingat dan menyimpan namun bagaimana bisa disebarkan, diikuti, ditindaklanjuti dan disambung oleh generasi selanjutnya,”
kata Herry dikutip dari website Jogjakota.go.id.