Geruduk balai kota, ribuan pelajar Malang menari Bapang Joyosentiko
Bapang Joyosentiko merupakan berwujud tokoh antagonis. Namun, tokoh itu jujur, berani dan apa adanya.
Ribuan pelajar Sekolah Dasar (SD) di Kota Malang menari di Halaman Balaikota dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Mereka ramai-ramai menari Bapang Joyosentiko.
Tarian massal digelar usai upacara Hardiknas yang dipimpin Wali Kota Malang, Moch Anton. Begitu peserta upacara dibubarkan, halaman Balaikota dan Jalan Tugu dipenuhi anak-anak mengenakan kostum serba merah. Para penari juga mengenakan topeng warna merah dan berhidung panjang.
Bapang Joyosentiko merupakan berwujud tokoh antagonis. Maka itu wujud topengnya warna merah dengan mata melotot. "Namun wataknya jujur, berani dan apa adanya," kata pembawa acara melalui pengeras suara, Senin (2/4).
Para pelajar mengawali tarian dengan bergerak ke tengah halaman Balaikota, sementara sebagian memenuhi Jalan Tugu. Sekitar 15 menit para siswa menari Bapang Joyosentiko.
Evi Cahyani, koreografer dalam acara itu, mengungkapkan, tarian sebenarnya hanya sekitar enam menit. Namun proses persiapannya membutuhkan waktu panjang.
Seribu pelajar penari diambil dari SD dari lima Kecamatan di Kota Malang. Masing-masing dari Kecamatan Blimbing dan Lowokwaru berada di posisi depan Balaikota. Sementara siswa dari Kecamatan Sukun, Kedungkandang dan Klojen menempati lingkaran Jalan Tugu.
"Masing-masing Kecamatan mengirimkan 200 anak, dengan proses sekitar 2 minggu," ungkap Evi Cahyani.
Evi menuturkan, latihan dilakukan secara bertingkat, yakni di sekolah masing-masing, kemudian gugus atau kecamatan. Mereka baru berlatih bersama mendekati hari pelaksanaan dan gladi resik. Gladi resik dilakukan seminggu lalu dan berlatih di lokasi acara.
Bapang Joyosentiko berkisah tentang tokoh yang digdaya, penuh tekad dan keberanian. Karena itu, tariannya sangat dinamis dengan sikap tari tanjak (tubuh menyiku agak kuda-kuda).
"Kesulitannya, tariannya cepat, sehingga agak capek. Selain itu wajahnya kan ditutup topeng, sehingga harus mengatur pernapasan," ujar salah seorang penari bernama Sylvia Wijayanti, siswi SD Sawojajar 6 Kota Malang.
Sylvia mengaku dimudahkan dengan video youtube dibagikan guru tarinya. Sehingga saat di rumah sempat belajar. Selain itu, Sylvia sudah terbiasa belajar menari, karena memang mengikuti kegiatan menari di sekolah.