Gubernur Aceh: Kerusuhan di Pidie Aceh karena aliran sesat
"Kerusuhan itu dipicu karena anggota TRA beraliran sesat, makanya masyarakat marah," kata Gubernur Aceh, Zaini Abdullah.
Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan, kerusuhan yang terjadi di Desa Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie antara anggota Tim Relawan Aceh (TRA) dengan warga karena dipicu aliran sesat yang dibawa oleh anggota TRA tersebut. Sehingga warga gerah dengan sikap mereka yang dianggap telah melenceng dari ajaran Islam yang sebenarnya.
"Kerusuhan itu dipicu karena anggota TRA beraliran sesat, makanya masyarakat marah," kata Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, usai memimpin upacara gelar pasukan di Mapolda Aceh, Senin (21/7).
Menurutnya, aliran sesat yang mereka sebarkan adalah bagi orang yang berpuasa boleh hanya niat saja. Selain itu juga mereka membolehkan makan dan minum saat berpuasa dan kemudian dibolehkan untuk melanjutkan kembali berpuasa. Tentunya, ini sudah di luar dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Pernyataan sesat ini juga sebagaimana dijelaskan oleh Majelis Pemusyawaratan Ulama (MPU) di Pidie. MPU Pidie telah menjelaskan sacara mendetail tentang ketimpangan aliran yang mereka anut. "Ini sesuai dengan MPU Pidie jelaskan secara detail, jadi mereka itu membawa ajaran sesat pada masyarakat, makanya masyarakat marah," tukasnya.
Zaini Abdullah mengaku, pasca-kejadian kerusuhan itu langsung terjun ke lokasi kejadian untuk memantau secara langsung. Kerusuhan itu sebenarnya tidak akan terjadi bila anggota TRA mau mendengar larangan dan imbauan kepala desa setempat, polisi dan Dandim. Karena mereka sudah memperingatkan agar tidak masuk ke desa tersebut untuk mengantarkan rekannya yang menetap di kawasan itu.
"Itu terjadi karena mereka tidak mau mendengar apa yang dibilang polisi, dandim dan kepala desa, padahal mereka sudah ingatkan anggota TRA tidak masuk ke desa tersebut sejauh 15 kilometer dari desa itu," imbuhnya.
Saat ditanya apakah anggota TRA itu mantan kombatan GAM yang tidak sejahtera, Zaini Abdullah tidak memberikan jawaban yang pasti, akan tetapi dia tidak membenarkan dan juga tidak membantah. "Saya belum bisa jawab, bisa jadi benar dan juga bisa jadi tidak," jawabnya singkat.
Hal ini juga dibenarkan oleh Kapolda Aceh, Irjen Pol Husein Hamidi bahwa kejadian kerusuhan itu dugaan sementara dipicu aliran sesat yang disebarkan oleh anggota TRA. Sehingga terjadilah kerusuhan itu setelah anggota TRA itu telah diingatkan oleh Polres Pidie untuk tidak masuk ke desa tersebut. "Memang ada mengarah ke aliran sesat, tetapi sekarang sedang kita selidiki dulu," tutupnya.