Gunung Agung masih semburkan pijar api, tekanan angin mulai melemah
Gunung Agung di Karangasem Bali, hingga malam ini, Senin (27/11) masih terus menyemburkan asap pekat disertai bara api. Bahkan banjir lahar dingin masih terus mengalir di sejumlah aliran sungai di wilayah Karangasem.
Gunung Agung di Karangasem Bali, hingga malam ini, Senin (27/11) masih terus menyemburkan asap pekat disertai bara api. Bahkan banjir lahar dingin masih terus mengalir di sejumlah aliran sungai di wilayah Karangasem.
Laporan Anwar Sidiq selaku petugas KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Agung, saat ini abu vulkanik masih terus menyirami wilayah Karangasem.
Hanya saja saat ini, asap pekat yang dikeluarkan dari kawah gunung setinggi dengan 3142 mdpl berkurang karena tekanan anginnya terlihat mulai melemah. "Saat ini cuaca mendung. Angin bertiup lemah ke arah barat daya dan barat. Suhu udara 23-25°C dan kelembapan udara 88-93%," jelasnya melalui pesan tertulis, Senin (27/11) malam.
Secara visual terekam asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal hingga mencapai ketinggian 3000 meter di atas puncak kawah. Sedangkan rekaman kegempaan tremor non-harmonik tercatat 1, amplitudo 22 mm, dengan durasi 1832 detik.
Sedangkan vulkanik dangkal jumlahnya ada tiga kali terjadi, yaitu amplitudo 2-3 mm, dengan durasi 7-11 detik). "Tremor terjadi terus menerus, hingga kini status masih awas," ujarnya.
Dengan adanya aktivitas gunung Agung saat ini, kawasan zona rawan bencana diperluas dari radius 8 kilometer dari kawah Gunung Agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya sejauh 10 kilometer dari kawah Gunung Agung.
Gubernur Bali berharap tiket penumpang tak hangus
Sementara itu, akibat ditutupnya Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai karena adanya abu Vulkanik yang sudah menutupi ruang udara, sedikitnya ada 15.000 calon penumpang harus tertahan di Bali.
Menyikapi ini, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menilai kondisi erupsi Gunung Agung saat ini harus disikapi cukup serius. Pun demikian, semua pihak diharapkan saling merangkul terhadap adanya kondisi ini yang disebabkan oleh alam.
"Soal bandara, kita tidak tahu tutup sampai kapan. Sekarang ditutup 24 jam," kata Pastika, Senin (27/11).
Perkiraan 15.000 orang penumpang yang tertahan di Bali tersebut, menurut dia, hanya sebatas wisatawan mancanegara. "Itu belum termasuk wisatawan lokal. Belum lagi yang hendak ke Bali tapi batal," ujarnya.
Mantan Kapolda Bali itu pun mendukung komitmen seluruh anggota Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) yang memberikan penginapan di hotel secara gratis atau tidak memungut biaya kamar akibat penutupan bandara. Hal ini, diakuinya sesuai harapan Pemprov Bali. "Ini sangat bagus, karena sangat membantu para wisatawan yang sudah kehabisan uang saku misalnya," tutur Pastika.
Selain penginapan gratis, pihaknya juga mempertimbangkan masalah perpanjangan visa bagi wisatawan yang sudah habis masa kunjungannya namun terpaksa tertahan di Bali. Begitu pula soal tiket wisatawan. "Minimal tiket mereka juga tidak hangus. Visa juga diperpanjang. Begitu juga penginapan, bisa ada diskon khusus atau bahkan gratis. Karena kita tidak tahu, sampai kapan bandara ditutup," tandas Pastika.