Haedar Nashir: Pers Sebagai Pranata Sosial Mengedukasi Elite dan Warga
Haedar menyampaikan jika Hari Pers Nasional bisa menjadi momentum bersejarah di dunia pers sebagai kekuatan yang mencerdaskan sekaligus menjadi media checks and balances dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Muhammadiyah menyampaikan selamat Hari Pers Nasional kepada insan pers Indonesia. Ucapan selamat ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Haedar menyampaikan jika Hari Pers Nasional bisa menjadi momentum bersejarah di dunia pers sebagai kekuatan yang mencerdaskan sekaligus menjadi media checks and balances dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
-
Kapan Hari Jamu Nasional diperingati? Hari Jamu Nasional, yang diperingati setiap tanggal 27 Mei, merupakan momen penting untuk merayakan dan mengapresiasi kekayaan warisan budaya Indonesia dalam bentuk jamu.
-
Kenapa libur nasional penting? Libur nasional memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk beristirahat, bersantai, dan mengisi ulang energi setelah bekerja atau belajar dengan keras. Libur nasional juga dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik, serta produktivitas kerja.
-
Kapan Hari Guru Nasional diperingati? 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional.
-
Kapan Hari Perawat Nasional diperingati? Hari Perawat Nasional diperingati setiap tanggal 17 Maret.
“Dalam usaha mencerdaskan bangsa, fungsi pers yaitu media cetak, televisi, radio, dan kini media online niscaya menjadi pranata sosial yang mengedukasi elite dan warga bangsa agar menjadi insan yang berpikir jernih, objektif, moderat, cerdas, beretika, dan berdaya kritis,” tutur Haedar dalam keterangan persnya, Selasa (9/2).
Haedar menerangkan pers mempunyai tanggung jawab atas pesan dan informasi yang disuarakannya ke ruang publik secara objektif dan profesional, serta tidak masuk dalam pusaran politik partisan maupun kepentingan lainnya yang dapat meluruhkan fungsi utama pers.
“Pers Indonesia bersama-sama komponen bangsa dituntut hadir menegakkan kebenaran, keadilan, kedamaian, persatuan, dan kemajuan bagi bangsa dan negara," urai Haedar.
"Seraya (pers) menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat meresahkan, memecah persatuan, dan konflik antarkomponen bangsa. Fungsi integrasi sosial sangat diharapkan dari pers Indonesia saat ini,” sambung Haedar.
Haedar menjabarkan musuh terbesar dunia pers saat ini, khususnya pers online melalui jalur media sosial, ialah para buzzer yang nirtanggungjawab kebangsaan yang cerdas dan berkeadaban mulia.
Hal itu, lanjut Haedar agar kehidupan berbangsa dan bernegara tidak terbawa pada suasana yang kontroversial menjurus ke konflik sosial antarsesama anak bangsa.
“Pers Indonesia secara khusus dalam dinamika politik kebangsaan saat ini penting menjalankan fungsi checks and balances sebagaimana menjadi DNA media massa sepanjang sejarah di negeri manapun,” papar Haedar.
Haedar menambahkan agar insan pers Indonesia jangan membiarkan dunia kebangsaan dan kenegaraan di tanah air tercinta timpang tanpa fungsi kritis pers yang konstruktif demi masa depan Indonesia yang demokratis dan berkemajuan.
“Pers dituntut proaktif mengakselerasi dinamika kehidupan kebangsaan agar Indonesia menjadi negara maju di era dunia modern abad ke-21,” pungkas Haedar.
Baca juga:
PWI Desak Jokowi Realisasi Insentif Covid-19 Industri Pers Nasional
Hari Pers Nasional, Gus Yaqut Sebut Peran Media Sangat Vital Bagi Kemenag
Hari Pers Nasional, Ketua KPK Nilai Wartawan adalah Pahlawan Antikorupsi
Hari Pers Nasional, Kapolri Harap Media Bantu Tangkal dan Perangi Hoaks
Istana: Pemerintah Butuh Kritik Terbuka, Pedas dan Keras dari Pers
Eks Jubir KPK ke Pejabat: Kalau Ditanya Jurnalis Ya Dijawab Bukan Didiemin