Jusuf Kalla hingga Susi Pudjiastuti Hadiri Peluncuran Buku 'Jalan Baru Moderasi' Haedar Nashir
buku ini menawarkan semangat dari Haedar soal menjaga keseimbangan
Peluncuran buku ini dihadiri sejumlah tokoh nasional baik dari dalam maupun dari luar pemerintahan
Jusuf Kalla hingga Susi Pudjiastuti Hadiri Peluncuran Buku 'Jalan Baru Moderasi' Haedar Nashir
Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah resmi meluncurkan buku berjudul 'Jalan Baru Moderasi Beragama Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir' di Perpustakaan Nasional, Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (4/3/2024).
Buku ini berisi 506 halaman dengan 26 topik yang diangkat berdasarkan gagasan dari Haedar Nashir. Selain itu, total ada 23 penulis lintas agama yang dilibatkan dalam pembuatan buku ini.
Peluncuran buku ini dihadiri sejumlah tokoh nasional baik dari dalam maupun dari luar pemerintahan.
Beberapa di antaranya adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko PMK Muhadjir Effendy, Mendikbudristek Nadiem Makarim, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Kemudian, hadir pula Kapolri Jenderal Polisi Lisyto Sigit Prabowo, Mantan Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti, Uskup Agung Jakarta Kardinal Suharyo, Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, hingga Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir sendiri.
Ketua LKKS PP Muhamadiyah sekaligus edior buku tersebut, Fajar Riza Ul Haq, mengatakan proses terciptanya buku ini berawal adanya dinamika pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Terutama, kata dia soal loyalitas maupun penentangan masyarakat ke capres dan cawapres.
"Kami lihat bahwa saat itu jelang pilpres sekitar bulan Oktober November, itukan kita melihat dukungan kelompok masyarakat terhadap pasangan-pasangan begitu luar biasa," kata Fajar.
"Bahkan banyak yg melakukan dukungan yg tanpa batas. Fanatik-fanatik atau loyalis-loyalis begitu. Pada saat yang sama juga kami lihat kelompok masyarakat yang melakukan penentangan," sambung dia.
Fajar menceritakan peran aktif Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menjauhkan organisasi dari kelompok yang partisan dalam Pilpres. Serta, kata dia menjaga masyarakat agar tak terbelah meski beda pilihan.
"Atas dasar itu kami melihat pokok-pokok pemikiran Pak Haedar pada waktu itu dan konsisten dengan apa yang beliau tawarkan selama ini adalah membangun politik kebangsaan jalan tengah. Yang dalam konteks diskusi keagamaan kita mengenal istilahnya moderasi beragama," kata dia.
Oleh sebab itu, Fajar menyebut buku ini menawarkan semangat dari Haedar soal menjaga keseimbangan. Di mana Haedar tidak berada di ekstrem kiri ataupun kanan.
"Jadi intinya buku yang akan diluncurkan pada malam hari ini adalah berisi pikiran-pikiran dari berbagai kalangan, baik agamawan maupun cendikiawan, dalam melihat sejauh mana relevansi pemikiran Pak Haedar, baik pada konteks keagamaan maupun pada konteks kebangsaan," ucap Fajar.