Hal-hal yang bikin pendaki celaka di gunung
Banyak masyarakat kurang mengetahui tata cara beraktivitas di alam bebas.
Sekarang ini, kegiatan menjelajah alam bebas seperti naik gunung bukan lagi menjadi monopoli organisasi atau kelompok pecinta alam saja, namun sudah menjadi kegiatan rutin masyarakat umum lain. Dari mulai anak-anak, remaja, bahkan sesepuh pun ikut merasakan sensasi berdiri ribuan meter di atas permukaan laut.
Terlebih, setelah sebuah film layar lebar yang menyajikan keindahan panorama alam pegunungan dirilis pada bulan Desember 2012 lalu. Film tersebut disinyalir menjadi awal dari berubahnya pandangan masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung.
Sayangnya, tak jarang masyarakat minim informasi mengenai tata cara kegiatan alam bebas yang tepat. Lantaran minim pengetahuan soal kegiatan alam bebas, tak jarang masyarakat kerap mengalami insiden ketika mendaki gunung.
Hal itu pun disesalkan para penggiat alam bebas. Mereka menilai banyak nilai-nilai perlu diperhatikan dalam pendakian misalnya memerhatikan kebersihan lingkungan, memperlihatkan bagaimanakah pakaian yang dikenakan ketika mendaki gunung, serta personal and team equipment yang harus dibawa ketika mendaki gunung.
Berikut hal-hal yang membuat pendaki alam celaka dihimpun merdeka.com, dari keterangan beberapa pendaki yang berpengalaman:
-
Kapan Gunung Patenggeng terbentuk? Menurut tim Geologi, Gunung Patenggeng merupakan gunung purba berusia jutaan tahun.
-
Apa yang terjadi pada pendaki di Gunung Lawu? Seorang mahasiswi asal Universitas Diponegoro (Undip), Anindita Syafa Nabila Rizky (20) ditemukan meninggal dunia di Pos 4 Gupakan Menjangan jalur pendakian Gunung Lawu lewat Cetho, Karanganyar, Jateng, pada Minggu (25/6) siang.
-
Apa yang terjadi di Gunung Tangkuban Perahu? Video tersebut dibagikan oleh beberapa akun Facebook di antaranya oleh akun Vicho Najwa, Hasanova Store, dan Yuni Sri Rahayu. Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Kenapa pendakian Gunung Gede Pangrango ditutup? Keputusan tersebut dampak cuaca ekstrem yang diperkirakan masih berlangsung hingga bulan depan sehingga dapat mengancam keselamatan pendaki.
-
Bagaimana Gunung Patenggeng terbentuk? Awalnya, bentuk ini tercipta dari sumbatan lava atas fenomena geologi di masa lampau.
-
Apa itu Gunung Padang? Terletak di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Gunung Padang merupakan kompleks megalitik yang terletak di atas bukit yang menawan. Baru pada tahun 2018 para arkeolog pertama kali berteori bahwa seluruh gundukan itu mungkin benar-benar buatan, dan bahwa Gunung Padang – yang berarti “Gunung Pencerahan” – mencakup lebih dari sekadar struktur batu yang terlihat di permukaannya.
Tidak siap fisik dan mental
Entah memang tidak tahu, tidak mau tahu, atau pura-pura tidak tahu, atau memang tidak peduli. Tetapi kebanyakan dari pendaki pemula seringkali mengabaikan keselamatan. Sebagian pendaki menilai menjelajah alam seperti keliling sore di komplek perumahan dan main-main di halaman rumah.
Seringkali terlihat beberapa rombongan pendaki yang cuek memakai peralatan seadanya seperti sandal, celana pendek, bahkan isi ranselnya pun belum tentu logistik yang diperlukan untuk mendaki. Dengan melihat kondisi itu, kebanyakan dari mereka akan berakhir di tengah hutan dalam keadaan lapar atau haus, kemudian meminta logistik sisa dari kelompok pendaki lain yang lebih siap.
Semua itu adalah hal-hal yang biasanya diabaikan dan mengakibatkan kecelakaan yang cukup fatal. Perut yang kosong dan dehidrasi bisa membuat konsentrasi hilang. Sedangkan konsentrasi yang hilang akan berakibat pada turunnya fisik dan mental. Menurunnya fisik bisa membuat pendaki kelelahan, lemas, dan ujung-ujungnya hipotermia atau kedinginan yang amat sangat. Dan menurunnya mental bisa menciutkan nyali pendaki dan berakhir pada halusinasi.
Sok paling tahu
Seorang pendaki saat berjalan kerap terlihat mendahului teman-temannya seakan menguasai medan dan jalur yang dilaluinya. Namun pada akhirnya, tipikal pendaki seperti biasanya berakhir sendirian di tengah hutan.
Layaknya tim sepakbola, pendakian juga membutuhkan formasi. Sebelum memulai perjalanan biasanya tim rombongan melakukan briefing formasi. Idealnya, formasi ketika mendaki gunung itu harus rapat dan berdekatan dari satu anggota kelompok ke anggota yang lain.
Posisi terdepan biasanya disebut leader atau pemimpin. Pada posisi ini, jangan sekali-kali menempatkan orang yang sok menguasai jalur pendakian. Usahakan tempatkan mereka yang mengerti medan tetapi mampu bersikap bijaksana dan tidak bertindak sembrono dan meninggalkan teman-teman lainnya.
Posisi paling belakang biasanya disebut sweeper. Pada posisi ini, tempatkanlah mereka yang memiliki fisik dan mental yang kuat. Karena nantinya, dialah yang akan memberi bantuan secara fisik maupun dukungan mental pada teman-teman di depannya. Usahakan pilihlah orang yang juga mampu bersikap bijaksana.
Posisi di tengah bisa di atur oleh leader ataupun sweeper. Usahakan jangan merubah posisi sebelum leader atau sweeper mengadakan kembali briefing.
Ingat! Mendaki gunung bukan tentang bersaing dulu-duluan dengan teman untuk sampai ke puncak, tapi tentang pulang dengan teman-teman yang sama seperti saat keberangkatan.
Langgar aturan
Di gunung manapun yang di jelajahinya, setiap pendaki atau penggiat alam hanyalah seorang tamu. Dalam artian mereka ini tengah bertandang.
Setiap gunung mempunyai karakteristik masing-masing. Dengan kata lain, setiap gunung memiliki larangan-larangan yang harus dipatuhi.
Kecelakaan yang menimpah sahabat penggiat alam di Gunung Merapi akhir-akhir ini adalah contoh yang paling faktual. Di titik nol pendakian, atau di pos nol pendakian biasanya petugas menghimbau para pendaki untuk tidak mengabaikan larangan-larangan yang berlaku pada masing-masing gunung.
Erri Yunarto, melanggar salah satu larangan yang paling terkenal di Gunung Merapi sejak meletus di tahun 2006 lalu. Bunyi larangannya seperti ini: 'Dilarang mendaki ke puncak Garuda'.
Sayang, Erri yang berambisi untuk berfoto di pucuk Merapi tidak mengindahkan larangan tersebut. Akibatnya, dia terpeleset jatuh ke dalam kawah yang dalamnya sekitar 200 meter dan Erri pun berakhir di kantong oranye.
Contoh kasus lain, salah satu pendaki pemula pernah hilang dan belum ditemukan sampai saat ini karena nekad membuat jalur sendiri. Sejatinya, alasan para penggiat alam membuat jalur legal adalah untuk memudahkan pendaki-pendaki baru ketika melakukan pendakian gunung.
Setiap gunung di daratan Indonesia sudah memiliki jalur legalnya masing-masing. Jadi, jangan buat jalur sendiri. Jika mengabaikan itu, maka bersiaplah untuk pulang tanpa raga, atau pulang dengan kantong hitam atau oranye.
Mengabaikan ketiga poin diatas
Ketiga poin sebelumnya adalah hal-hal terkecil yang biasanya tidak diindahkan oleh para pendaki pemula. Jika ketiga poin tersebut diabaikan, sekali lagi, bersiaplah untuk pulang tanpa raga, atau pulang dengan kantong hitam atau oranye.
(mdk/gil)