Hidup di dapur reyot, nenek 83 tahun ini berharap belas kasihan
Nenek Santrug berharap agar rumahnya itu bisa diperbaiki sehingga tidak lagi tidur di dapur yang kondisinya juga reyot.
Kehidupan yang dijalani Nenek Wayan Santrug (83) dari Dusun Brawansalak, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali ini menambah daftar panjang deretan orang miskin di pulau dewata. Nenek ini tinggal di gubuk reyot bahkan kini sudah jebol.
Karena sudah tidak bisa ditempati lagi, nenek yang memiliki tiga orang anak dan empat cucu ini terpaksa ngungsi ke dapurnya yang juga terbuat dari bata dan gedek. Kini rumah yang sudah jebol tersebut juga dijadikan kandang entok yang dipelihara oleh nenek ini.
"Kami tidak punya biaya untuk memperbaiki rumah. Jadi saya terpaksa ngungsi ke dapur agar tidak tertimpa reruntuhan rumah," ujar Santrug, di Banyubiru, Jembrana, Rabu (19/8).
Dalam keseharian nenek Santrug hanya membuat jejahitan canang (sarana sembahyang) untuk bisa menutupi kebutuhannya. "Ya kadang diberikan juga sama anak. Karena saya sudah tidak mampu kerja," jelas nenek janda, ini.
Santrug berharap agar rumahnya itu bisa diperbaiki sehingga tidak lagi tidur di dapur. Namun nenek tidak bisa berharap banyak karena tidak memiliki dana untuk memperbaiki rumahnya.
Sementara itu Kadus Brawansalak Putu Sandiasa membenarkan kalau nenek tersebut kini tidur di dapurnya. Nenek sudah masuk dalam data BPS. Namun tidak masuk dalam buku merah. "Tapi kami sudah usahakan bantu dengan beras jompo," tandasnya.