Hingga Oktober 2020, Basarnas Kendari Tangani 58 Kecelakaan Kapal
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kendari, Sulawesi Tenggara, mencatat ada 58 kecelakaan kapal yang ditangani selama kurun waktu Januari hingga Oktober 2020.
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kendari, Sulawesi Tenggara, mencatat ada 58 kecelakaan kapal yang ditangani selama kurun waktu Januari hingga Oktober 2020.
Humas Basarnas Kendari Wahyudi di Kendari, Jumat, mengatakan rata-rata penyebab terjadinya kecelakaan kapal yang ditangani pihaknya akibat kerusakan mesin kapal.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Di mana Keteng-keteng berasal? Kabupaten Karo di Sumatera Utara merupakan daerah yang masyarakatnya masih melestarikan budaya nenek moyang mereka. Salah satu yang saat ini masih sering ditampilkan adalah bermain alat musik Keteng-keteng yang melegenda.Di masanya, nenek moyang benar-benar terampil memanfaatkan alam sekitar untuk membuat bunyi-bunyian. Pada keteng-keteng misalnya, para pembuatnya menciptakan bagaimana sebatang bambu bisa menghasilkan banyak suara.
-
Kenapa Pavlopetri tenggelam? Penyebab tenggelamnya Pavlopetri masih belum diketahui. Meskipun demikian, beberapa ahli meyakini kota itu mungkin tenggelam akibat gempa bumi yang terjadi sekitar tahun 1000 SM atau 375 M.
-
Kapan KM Rezki tenggelam? Peristiwa tenggelamnya KM Rezki diperkirakan terjadi sekira pukul 13.25 WITA, Sabtu, 2 Desember 2023.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
"Total jumlah operasi SAR yang ditangani per 1 Januari sampai 30 Oktober 2020 sebanyak 58 kasus, selamat 751 orang, meninggal 16 orang, hilang 8 orang," kata Wahyudi seperti dilansir Antara, Jumat (30/10).
Wahyudi menjelaskan untuk nelayan yang hilang dan tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban hingga memasuki hari ketujuh, operasi SAR dihentikan sesuai kesepakatan semua pihak termasuk keluarga korban.
"Kami berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk keluarga korban untuk menghentikan pencarian, operasi SAR bisa dilanjutkan ketika ditemukan tanda-tanda keberadaan korban," tuturnya.
Ia menyampaikan jumlah kasus kecelakaan kapal per Oktober 2020 menurun dibandingkan pada tahun lalu yang mencapai 66 kasus pada Oktober 2019
"Sampai sejauh ini alhamdulillah tidak ada kendala ketika kami teman-teman melakukan operasi SAR. Semua bisa tertangani dengan baik, apalagi kami banyak terbantu dari teman-teman potensi SAR yang ikut bersama-sama turun di lapangan," katanya.
Ia mengimbau para nelayan sebelum melaut agar memperhatikan kelayakan kapal, alat komunikasi, alat keselamatan, dan selalu memperhatikan kondisi cuaca.
"Untuk teman-teman nelayan sebelum melakukan aktivitas, sebaiknya memperhatikan beberapa hal, seperti kelayakan kapal, dalam hal ini memperhatikan kondisi mesin apakah layak untuk digunakan," katanya.
"Termasuk persiapkan alat komunikasi dan navigasi, seperti marine radio, HP, peta, dan GPS, kemudian siapkan alat keselamatan, seperti pelampung dan ring buoy, terakhir selalu memperhatikan kondisi cuaca dengan melihat informasi dari BMKG sebelum melaut," tambahnya.
Baca juga:
Basarnas Jabar Siagakan Tim di Kawasan Objek Wisata Selama Libur Panjang
Kebakaran KM Bahari Indonesia di Laut Jawa, Berikut Identitas 26 Penumpang
Basarnas DKI Evakuasi KM Bahari Indonesia yang Terbakar di Laut Jawa
10 Korban Banjir Bandang di Luwu Utara Belum Ditemukan
Kepala Basarnas Pimpin Evakuasi Pelajar SMP 1 Turi Hanyut di Sungai Sempor
Basarnas Evakuasi Warga DKI Akibat Banjir di Cawang Pagi ini