Humor Gus Dur: Awas, tiang listriknya bengkok
Humor Gus Dur: Awas, tiang listriknya bengkok
Suatu kali, Gus Dur bepergian bersama kiai NU dengan naik bus. Ada seorang kiai dikenal gemar menyandarkan tangannya di jendela mobil. Kadang sampai tangannya keluar jendela.
Dan betul saja, tangan kiai itu keluar dari jendela. Kebetulan Gus Dur melihatnya. Lalu dia pun mengingatkan kiai itu agar memasukkan tangannya, supaya tidak cidera kalau-kalau tangannya itu tidak menyenggol tiang listrik. Tapi kiai itu menolak.
Merasa jengkel peringatannya tak dihiraukan, akhirnya Gus Dur bilang, "tolong Pak Kiai, tangannya jangan dikeluarkan, kalau kesenggol tiang listrik, tiangnya bisa bengkok."
Sang kiai segera memasukkan tangannya. Tampaknya dia puas setelah "kesaktiannya diakui."
Itulah Gus Dur. Dengan kondisi fisiknya yang terbatas, dia masih mampu memberikan kontribusi terbaiknya kepada bangsa baik dari segi pemikiran ataupun guyonannya yang segar.
-
Bagaimana Gus Dur mengubah namanya? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan "Wahid," yang diambil dari nama ayahnya.
-
Siapa yang disebut Gus Dur sebagai wali? Di mata Gus Dur sendiri, Kiai Faqih adalah seorang wali. “Namun, kewalian beliau bukan lewat thariqat atau tasawuf, justru karena kedalaman ilmu fiqhnya,” kata Gus Dur
-
Mengapa Gus Dur disebut sebagai Bapak Pluralisme? Kedekatan Gus Dur dengan masyarakat minoritas dan orang-orang terpinggirkan, membuatnya dikenal sebagai sosok yang plural dan menghargai semua perbedaan. Hal ini yang kemudian Gus Dur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.
-
Apa saja yang dilakukan Gus Dur untuk menunjukkan toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Bagaimana Gus Dur menanamkan nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Kapan Gibran bertemu Gus Miftah? Calon Wakil Presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka menemui pendakwah asal Yogyakarta, Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah, Selasa (26/3).