Ibu Guru Kembar ikut sentil Menteri Tedjo soal 'rakyat tak jelas'
"Masyarakat tidak jelas, tapi kami kan membayar pajak."
Pendiri Sekolah Darurat Kartini, Sri Rosyati dan Sri Irianingsih sore tadi mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Keduanya mengaku ingin memberi dukungan kepada KPK di tengah perseteruan dengan Polri.
Bahkan, kedua perempuan kerap dipanggil dengan Ibu Guru Kembar itu ikut mengkritik pernyataan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Tedjo Edhy Purdijatno. Mereka merasa pernyataan Tedjo soal para pendukung KPK dianggap 'rakyat tidak jelas' terasa menghina.
"Masyarakat tidak jelas, tapi kami kan membayar pajak. Bisa menghidupi petinggi negeri. Istri-istri petinggi negeri. Anak petinggi negeri. Uang dari rakyat tak jelas," kata kedua perempuan akrab disapa Rossy dan Rian kepada para pewarta di Gedung KPK, Jakarta, Senin (26/1).
Menurut Rossy dan Rian, mereka hanya berharap KPK tetap ada. Sebab menurut mereka, salah satu dampak korupsi adalah pendidikan yang belum merata sampai saat ini.
"Kalau ada sekolah gratis, berarti belum merata pendidikan. Berarti kita harus tetap punya KPK. Kalau tidak punya KPK terus koruptornya bagaimana?" ujar keduanya.
Mendapatkan kecaman dan disalahkan banyak orang, Menteri Tedjo berusaha melakukan pembelaan diri. Apa yang dia sampaikan diyakini tidak ada yang salah sehingga dirinya tidak perlu minta maaf atas pernyataannya.
Berikut pembelaan dari Menteri Tedjo kepada merdeka.com, Minggu (25/1) melalui pesan singkat terkait pernyataan bahwa pendukung KPK adalah rakyat tidak jelas:
"Ini saya beri tau yang benar. Di Istana Bogor Presiden sebagai Kepala Negara sudah memberi arahan kepada Wakapolri & Ketua KPK agar menjernihkan suasana, jangan ada gesekan Polri & KPK, selesaikan semua masalah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, selamatkan KPK & Polri. Kedua Pimpinan nyatakan akan patuh. Seharusnya tidak perlu lagi ada pengerahan massa yang mengatas namakan rakyat... rakyat yang mana, tidak jelas, karena ada juga yang menyatakan dukungan pada Polri...," jelas Menteri Tedjo.
"Kita perlu menjaga jangan sampai para pendukung kedua institusi ini berbenturan. Kedua institusi ini harus bisa saling menghormati dlm melakukan prosedur hukum terhadap kasus hukum sesuai aturan yang berlaku. Bersikaplah dewasa, dan lakukan cooling down. Kita hormati hukum yang ada. Presiden punya komitmen tinggi pada upaya memberantas korupsi. Lembaga penegak hukum KPK, Polri & Jaksa harus bersinergi, buka ruang komunikasi & saling menghormati. Presiden sebagai Kepala Negara berkomitmen "Save KPK, Save Polri, Save NKRI". Hadir dampingi Presiden: Wapres, Menkopolhukam, Jaksa Agung, Ketua KPK, Wakapolri," lanjutnya.
"Pemerintah menghargai semua opini dan berharap media massa dan publik bisa bersikap proporsional. Ini adalah negara hukum, bukan negara opini. Pemerintah akan selalu berpijak pada hukum. Didalam Negara Demokrasi tidak ada satu Lembaga pun yang merasa benar sendiri dan tidak bisa dikontrol maupun disentuh oleh hukum. Saya mengharapkan semua pihak membuang jauh-jauh ego sektoral untuk kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan rakyat, bangsa dan negara," tutup Menteri Tedjo.
Baca juga:
Menteri Tedjo didesak minta maaf karena sebut rakyat tak jelas
Bilang 'rakyat tak jelas', Menteri Tedjo dilaporkan ke Bareskrim
Ucapan blunder Menko Polhukam ini bikin geger Tanah Air
Kritikan pedas ke Menteri Tedjo soal 'rakyat tak jelas'
Mirip Tedjo, 4 menteri negara dunia ini dikecam sebab salip kata
-
Apa yang dilakukan Bareskrim Polri untuk memberantas jaringan FP? Komisi III DPR mengapresiasi kinerja Bareskrim Polri yang mampu membongkar tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan kejahatan narkoba internasional jaringan FP.
-
Di mana terjadi baku tembak antara TNI-Polri dan KKB di Intan Jaya? Rentetan kontak senjata antara TNI-Polri dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terjadi di Kabupaten Intan Jaya sejak Minggu (21/1) hingga Selasa (23/1).
-
Kapan baku tembak antara TNI-Polri dan KKB terjadi di Intan Jaya? Rentetan kontak senjata antara TNI-Polri dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terjadi di Kabupaten Intan Jaya sejak Minggu (21/1) hingga Selasa (23/1).
-
Kapan DPR mengapresiasi kinerja Bareskrim Polri? Komisi III DPR mengapresiasi kinerja Bareskrim Polri yang mampu membongkar tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan kejahatan narkoba internasional jaringan FP.
-
Bagaimana cara Bareskrim Polri untuk memberantas jaringan FP? Keberhasilan ini hasil kerja sama dengan Royal Malaysia Police, Royal Malaysian Customs Departement, Royal Thai Police, Us-Dea, dan instansi terkait lainnya.
-
Bagaimana Brimob dan TNI menghadapi serangan dari KKB di video tersebut? Dalam video tersebut, terlihat beberapa anggota TNI dan Polri sedang menembak ke KKB Papua dengan posisi tiarap.