IDAI Sayangkan Kurangnya Pengawasan & Edukasi Nitrogen Cair di Makanan Buat Keracunan
Akibatnya, banyak pedagang yang tidak memahami penggunaan nitrogen cair. Sehingga menimbulkan keracunan bagi pihak yang mengonsumsi. Apalagi, penggunaannya mulai marak ditemukan pada camilan di sekolah.
Setidaknya sepuluh anak mengalami keracunan usai mengonsumi makanan jenis ciki yang dicampur nitrogen cair.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut kondisi ini terjadi karena kurangnya pengawasan pemerintah terhadap penggunaan nitrogen cair pada pangan. Ditambah lagi, pengakuan masyarakat yang masih minim soal bahaya nitrogen cair yang ada di dalam makanan.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Bagaimana cara pengolahan pangan nabati dalam menciptakan kuliner khas di Indonesia? Pengolahan pangan nabati memang mengambil peran dalam terciptanya berbagai jenis makanan khas di Indonesia. Resep yang sudah ada sejak zaman dahulu menjadikan beberapa daerah memiliki kuliner khas yang melekat hingga saat ini.
-
Dimana contoh proses produksi kimiawi dilakukan? Contoh Produksi pada perusahaan obat-obatan, tambang minyak
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
"Nitrogen cair itu, selama dikelola dengan baik itu relatif masih diperbolehkan, jadi sedikit jumlahnya dan dipakai dengan pengawasan," kata Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI, Muzal Kadim dalam Media Brief Jajanan Anak dan Kesehatan Pencernaan yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (17/1).
Seiring viralnya camilan chiki ngebul, Muzal menuturkan menyebut terjadinya permasalahan karena pemerintah kurang mengawasi dan memberikan edukasi terkait penggunaan nitrogen cair.
Akibatnya, banyak pedagang yang tidak memahami penggunaan nitrogen cair. Sehingga menimbulkan keracunan bagi pihak yang mengonsumsi. Apalagi, penggunaannya mulai marak ditemukan pada camilan di sekolah.
Hal miris lainnya yang dia soroti adalah sekolah juga tidak dapat mengawasi peredaran makanan bernitrogen cair, karena tidak bisa memantau setiap harinya. Jajanan-jajanan itu pun lebih banyak dijual di luar gerbang sekolah.
Padahal nitrogen cair yang tertelan oleh anak, dapat menimbulkan efek samping bagi tubuh seperti perut menjadi kembung, sakit perut yang parah hingga muntah. Padahal kapasitas lambung terutama milik anak berukuran kecil.
Ia mencontohkan jika satu mililiter nitrogen cair tertelan maka cairan akan menguap menjadi 700 mililiter dengan sangat cepat.
Dampak buruk lainnya adalah mengalami kebocoran lambung, gejala peritonitis seperti kelelahan, buang air kecil, tinja, atau gas lebih sedikit, sesak napas, detak jantung yang cepat dan pusing yang dapat dimasukkan dalam kondisi darurat medis yang membutuhkan perawatan medis.
Menurut Muzal, perlu ada regulasi terkait pengelolaan yang baik terkait nitrogen cair yang beredar di tengah masyarakat. Selain menimbulkan dampak keracunan bagi orang yang menelannya, orang yang mengelola nitrogen cair sendiri bisa berisiko terkena luka dingin jika kontak terlalu lama tanpa menggunakan pelindung.
"Cara penyimpanan tidak boleh di ruang tertutup yang tidak kuat, nitrogen bisa mengembang dengan cepat bahkan meledak," kata dia.
Oleh karenanya, dia mengingatkan pada semua orang tua untuk mulai membawakan makanan bergizi ke sekolah, supaya asupan gizi anak tetap terjaga dan mencegah anak untuk jajan sembarangan.
Ia turut menekankan bahwa makanan bernutrisi tidak selalu berupa makanan mahal seperti daging. Namun dapat diganti dengan telur, ikan, sayur maupun buah-buahan.
"Sebenarnya tidak boleh digunakan sembarangan untuk menyajikan atau mengolah makanan atau mengawetkan makanan biasanya di tempat tertentu misal hotel atau restoran besar yang mengerti tentunya," ujar dia.
Sebelumnya, masyarakat menyoroti nitrogen cair pada jajanan chiki ngebul telah menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan anak.
Kementerian Kesehatan sendiri per tanggal 12 Januari 2023 juga sudah menerima total 10 kasus dengan gejala keracunan pangan akibat mengonsumsi chiki bernitrogen tersebut.
(mdk/lia)