Identifikasi korban AirAsia, Tim DVI dibantu ahli UEA & Korsel
Hari ini, tim DVI Polda Jawa Timur juga kedatangan (bantuan) lima tenaga ahli dari Uni Emirat Arab dan Korea Selatan.
Di hari ke 10 pasca-tragedi AirAsia QZ8501, Polda Jawa Timur membagi dua tim Disaster Victim Identification (DVI) untuk mengidentifikasi jenazah yang ada di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara. Hari ini tenaga tim DVI mendapat tambahan dari Uni Emirat Arab (UEA) dan Korea Selatan.
Menurut Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Awi Setiyono, tim DVI itu terbagi menjadi dua kelompok. Tim pertama melakukan rapat rekonsiliasi untuk menentukan identitas dari 21 sisa jenazah yang belum diserahkan ke pihak AirAsia untuk kemudian diserahkan ke pihak keluarga. Sedangkan tim yang kedua, difokuskan untuk identifikasi tiga jenazah yang baru tiba di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur malam tadi (5/1).
"Seperti kita ketahui, saat ini sudah ada 37 jenazah di Polda Jatim. Dari jumlah itu, 13 sudah kita serahkan ke AirAsia untuk diserahkan ke pihak keluarga," terang Awi di Mapolda Jawa Timur, Selasa (6/1).
Kemudian, lanjut Awi, 21 jenazah masih proses penentuan identifikasi berdasarkan data antemortem dan postmortem. "Serta tiga lagi yang baru datang malam tadi," sambungnya.
Lebih jauh dikatakan mantan Wadirlantas Polda Jawa Timur ini, tim DVI Polda Jawa Timur yang melakukan proses identifikasi di hari ke 10 ini, dilakukan oleh 229 tenaga medis dan sejumlah ahli dari berbagai disiplin ilmu, termasuk dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan bantuan dari luar negeri.
"Saat ini, tim pertama masih rapat rekonsiliasi membahas identitas jenazah yang sudah di lakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem untuk bisa segera di ketahui identitas 21 jenazah sisa sebelumnya (tidak termasuk 3 jenazah yang datang malam tadi)," katanya.
Masih kata Awi, hari ini, tim DVI Polda Jawa Timur juga kedatangan (bantuan) lima tenaga ahli dari Uni Emirat Arab dan Korea Selatan. "Mereka akan bergabung bersama tim DVI Polda Jatim untuk membantu melakukan identifikasi. Sebelumnya kita sudah dibantu tim ahli dari Singapura sebanyak 10 orang, dan empat orang dari Australia," akunya.
Seperti diketahui, dari 155 penumpang AirAsia QZ8501, plus tujuh awak pesawat, yang berhasil ditemukan dan dikirim ke Surabaya baru 37 jenazah. Sedang sisanya, 125 jenazah belum berhasil ditemukan.
Dari 37 jenazah itu, rinciannya; 13 sudah diserahkan ke pihak keluarga, 21 jenazah masih dalam proses penentuan identitasnya, dan tiga lagi baru tiba di Surabaya malam tadi.
Baca juga:
UPDATE TERKINI: Evakuasi korban AirAsia QZ8501 (3)
Ini Yusniar Amara, wanita penyelam jagoan andalan Basarnas
Tedjo jamin pencarian AirAsia tak berkaitan masalah pertahanan
Basarnas sebut negara asing cari AirAsia karena ingin menolong
Kemlu siapkan notifikasi WNA yang jadi korban AirAsia
Basarnas: Alat buat cari AirAsia di bawah air sudah lengkap
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.