IDI Minta Masyarakat Tetap Waspada Meski Kasus Covid-19 Indonesia Melandai
Hal itu, menurut dia, harus menjadi kewaspadaan bagi Indonesia dikarenakan pandemi Covid-19 secara global saling berkaitan antar negara.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Terpilih dr Adib Khumaidi menegaskan semua pihak tetap harus waspada meski kasus Covid-19 di Indonesia mulai melandai dikarenakan status pandemi global belum selesai.
"Kita belum selesai menghadapi pandemi. Kami tetap selalu mengimbau kepada masyarakat walaupun kasus turun tetap taati protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan," kata Adib dalam acara Forum Merdeka Barat 9 yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa (2/11).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Adib menerangkan walaupun kasus baru Covid-19 di Indonesia telah konsisten di angka ratusan, akan tetapi penambahan kasus baru di negara-negara lain mulai meningkat. Hal itu, menurut dia, harus menjadi kewaspadaan bagi Indonesia dikarenakan pandemi Covid-19 secara global saling berkaitan antar negara.
Dia mengemukakan saat ini tenaga kesehatan di Indonesia memiliki kesempatan untuk relaksasi setelah lonjakan kasus Covid-19 pada Juni hingga Agustus 2021. Adib juga meminta kepada seluruh tenaga kesehatan untuk bersiap dan waspada apabila terjadi peningkatan kasus, meski hal itu sangat tidak diinginkan.
"Saat ini adalah fase relaksasi buat teman-teman. Pulihkan tenaga, bersiap kalau ada lonjakan kasus, kami berharap tidak terjadi, tapi tetap harus bersiap," katanya.
Adib yang juga merupakan Ketua Tim Mitigasi PB IDI berharap agar tidak ada lonjakan kasus Covid-19 seperti yang terjadi pada bulan Juli lalu. Dia menyebut, IDI kehilangan 216 dokter yang meninggal dunia di saat lonjakan kasus Covid-19 terjadi di pertengahan tahun 2021.
Kunci menjaga kasus Covid-19 di Indonesia tetap melandai, katanya, harus dilakukan oleh seluruh pihak mulai dari masyarakat hingga pemerintah. Masyarakat diharapkan tetap mematuhi protokol kesehatan 5M, sementara pemerintah tetap mengupayakan 3T untuk melacak kasus secara cepat guna mencegah penularan, ditambah dengan cakupan vaksinasi yang terus ditingkatkan.
Baca juga:
DPR Minta Vaksinasi Covid-19 Anak 6-11 Tahun Tidak Tunggu Tahun Depan
Wagub DKI Minta Warga Kurangi Mobilitas saat PPKM Level Satu
DPR Nilai Gonta-ganti Aturan PCR Bukti Keseriusan Pemerintah Tangani Covid-19
Gaji dan Tunjangan Ditunda, Ini Sanksi bagi ASN di Madina yang Belum Vaksin Covid-19
Aturan Tes PCR Berubah-Ubah, IDI Minta Pemerintah Konsisten Buat Kebijakan
NasDem Setuju Menko PMK Jadi Koordinator Penanganan Covid-19 Periode Nataru