IDI Sebut Jumlah OTG Covid-19 Lebih Banyak dari yang Bergejala, Capai 70 Persen
IDI sangat setuju PPKM Mikro dilakukan pemerintah. Dia menjelaskan, mikro yang dimaksud bukan skala kecil tetapi lebih detail.
Ketua Umum IDI Daeng Mohammad Faqih mengkhawatirkan pasien tanpa gejala (OTG). Menurutnya, belum ada strategi ampuh untuk menangani OTG Covid-19.
"Kita sampai sekarang belum ada strategi yang ampuh mendeteksi orang tanpa gejala. Ini kayaknya di negara manapun agak susah," ungkapnya dalam diskusi 'Covid Meradang Pasca Libur Panjang', Sabtu (19/6).
-
Kapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) resmi terbentuk? Tepat pada 24 Oktober 1950, IDI secara resmi mendapatkan legalitas hukum di depan notaris.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa tujuan utama dibentuknya Ikatan Dokter Indonesia (IDI)? Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat profesi dokter.
-
Dimana konsentrasi dokter spesialis di Indonesia? Dia mengatakan 59 persen dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa. "Rata-rata semuanya dokter spesialis pada di Jawa dan di kota. 59 persen dokter spesialis itu terkonsentrasi di Pulau Jawa, 59 persen," ujarnya.
"Jangan kan strategi menanggulangi, mendeteksi saja, memetakan kita masih belum punya strategi," ujarnya.
Menurutnya, angka OTG lebih besar dari yang sakit dan bergejala Covid. Dia bilang, dari penelitian yang ia lihat OTG sudah di atas 50 persen bahkan sampai 70 persen.
"OTG ini kalau sekarang sudah masuk kemana-mana, sudah masuk ke rumah rumah kita, makanya saya melihat lockdown ini apakah efektif kalau orang-orang OTG sudah masuk ke rumah-rumah kita sendiri sudah ada di situ," ucapnya.
Maka dari itu, kata dia, IDI sangat setuju PPKM Mikro dilakukan pemerintah. Dia menjelaskan, mikro yang dimaksud bukan skala kecil tetapi lebih detail.
"Di skala terkecil di komunitas masyarakat itu harus lebih ketat karena OTG sudah masuk ke mana-mana. Itu kalau di kawasan terkecil tidak diawasi dengan baik, masih dilakukan PSBB secara global maka banyak OTG yang masuk ke kampung itu akan lewat," tuturnya.
"Nah OTG ini sekarang strateginya belum dikendalikan dengan baik," kata dokter Daeng.
Baca juga:
Jubir Satgas Wiku Adisasmito Positif Covid-19, Sempat Kunjungi Kudus & Bangkalan
DKI Terbanyak Penambahan Covid-19, Ada 4.895 Kasus Disusul Jabar
Kembali Melonjak, Kasus Covid-19 di Indonesia Bertambah 12.906 Positif per 18 Juni
Kasus Covid-19 Melonjak, Kompetisi Liga 1 dan 2 Jalan Terus
Satu Pegawai Positif Covid-19, Minimarket Megaria Sangihe Ditutup
Hotel Menteng Jakpus jadi Tempat Isolasi OTG Covid-19