Imbas Virus Corona, 400 Satwa di Kebun Binatang Solo Terancam Kelaparan
Melalui program adopsi tersebut, kata dia, masyarakat bisa membantu memberikan bantuan dalam bentuk pakan hewan atau lainnya.
Tak cuma manusia, 400 satwa di Kebun Binatang Solo atau Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) terdampak virus corona atau covid-19. Sejak Solo berstatus KLB, 23 Maret lalu, tempat wisata di tepi sungai Bengawan Solo tutup dan tak ada pemasukan.
Direktur Utama TSTJ, Bimo Wahyu Widodo mengatakan pihaknya meluncurkan program adopsi satwa guna mengantisipasi berkurangnya ketersediaan pakan. Program yang pernah dijalankan tersebut kembali diluncurkan untuk membantu pemeliharaan satwa di masa pandemi Covid-19.
-
Hewan apa saja yang ada di Kebun Binatang Bukittinggi? Kebun binatang ini masih tetap eksis dan memiliki banyak koleksi berbagai jenis satwa yang bisa dilihat secara langsung.
-
Untuk apa tulang-tulang hewan diletakkan di tempat tersebut? Tampaknya mereka berkumpul untuk melakukan ritual khusus dalam suatu kegiatan dengan cara menaruh tanduk-tanduk dan tengkorak hewan sebagai bagian dari ritual ritual ini.
-
Kapan tulang hewan berisi biji henbane hitam ditemukan? Tulang tersebut berasal dari antara tahun 70 dan 100 Masehi berdasarkan model keramik dan bros kawat yang ditemukan di lubang berlumpur yang sama.
-
Siapa saja hewan unik yang mendiami hutan awan? Burung Payung Berleher Telanjang juga menjadi bagian tak terpisahkan dari hutan awan, terutama ditemukan di hutan pegunungan Talamancan di Kosta Rika dan Panama. Katak Pohon Aliran Mata Merah yang menjadi spesies terancam di Kosta Rika dan Panama.
-
Hewan apa yang ditemukan di sungai Desa Kebonagung? Awalnya saat sedang berburu, seorang pemuda di Desa Kebonagung Kecamatan Sulang, Rembang, memergoki adanya kucing hutan di pinggir sungai yang terletak di sebelah barat desa. Namun saat dikejar, kucing hutan itu masuk bersembunyi di dalam lubang. Karena penasaran dengan keberadaan kucing hutan, empat pemuda desa mendatangi lagi lokasi tersebut Minggu (10/9) dini hari. Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air Dimas Gilang Saputra, salah seorang pemuda itu, menuturkan bahwa hewan itu adalah buaya.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
"Kami akan luncurkan lagi program adopsi satwa. Kemarin itu justru masyarakat yang mendorong untuk diluncurkan lagi," ujar Bimo, Senin (4/5).
Melalui program adopsi tersebut, kata dia, masyarakat bisa membantu memberikan bantuan dalam bentuk pakan hewan atau lainnya. Kendati demikian, bukan berarti masyarakat boleh membawa satwa pulang satwa yang diadopsi.
Dengan kondisi saat ini, pihaknya hanya bisa bertahan hingga bulan Juli. Jika pandemi corona berkepanjangan, itu ia khawatir akan berdampak pada kesejahteraan hewan.
Bimo menambahkan, sejak pandemi Covid-19, potensi pendapatan TSTJ hilang hingga miliaran rupiah. Apalagi bulan Ramadhan dan Syawal ini seharusnya pendapatan TSTJ bisa dioptimalkan.
"Biasanya kalau Lebaran itu potensi pendapatan tiket kita bisa Rp1,6 miliar satu pekan. Sekarang ini untuk menutup itu, 3 bulan ini kita dibantu Pemkot Solo Rp300 juta," katanya.
Terpisah, kurator TSTJ, Ontowiryo, menyampaikan sejak adanya wabah Covid-19, tidak perubahan dalam perawatan satwa. Pihaknya tidak mengurangi jatah pakan hewan.
"Ada 400 ekor satwa yang ada di TSTJ kondisinya baik. Tingkat stres binatang juga menurun karena suasana yang lebih sepi. Tingkah laku hewan jadi lebih tenang. Makannya juga tidak sisa banyak," ucapnya.
Terkait puasa hewan yang disarankan Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI), Ontowiryo sudah melakukannya secara rutin. Ia mengaku cara tersebut sudah diterapkan sejak lama agar tidak terjadi kegemukan.
"Puasa sudah diterapkan untuk binatang karnivora seperti singa dan harimau. Hewan tersebut puasa tiap hari Rabu dan Sabtu. Kalau biasanya makan 4-5 kg, dikurangi jadi 1 kg. Sabtu ditambah tulang iga sapi untuk mengikis karang giginya," jelas dia.
(mdk/ray)