Imigrasi Malang layani pembuatan paspor 5.631 calon jemaah haji
Syarat pembuatan paspor tidak ada bedanya dengan pembuatan paspor non haji.
Kantor Imigrasi Kelas I Malang, terhitung sejak 4 April mulai menerima berkas pembuatan paspor bagi 5.631 calon jemaah haji (CJH). Jumlah tersebut berdasarkan kuota delapan daerah di wilayah kerja mereka.
Kepala Seksi Informasi Sarana Komunikasi Keimigrasian, Hanifah Airyani, menerangkan pihaknya menargetkan pelayanan pembuatan paspor haji pertengahan Mei sudah rampung. Namun, pihaknya sangat tergantung dengan berkas kelengkapan CJH.
"Kami dalam melayani pembuatan paspor juga tergantung berkas yang diserahkan calon jemaah haji melalui Kemenag masing-masing," kata Hanifah, Rabu (20/4).
Jumlah 5.631 orang calon jemaah haji terdiri dari sebanyak 862 orang berasal dari Kota Malang, Kota Pasuruan sebanyak 169 orang, Kota Probolinggo sebanyak 187 orang, Kota Batu sebanyak 137 orang, Kabupaten Malang sebanyak 1.569 orang, Kabupaten Probolinggo sebanyak 740 orang, Kabupaten Pasuruan sebanyak 1.007 orang, dan Kabupaten Lumajang sebanyak 960 orang.
Syarat pembuatan paspor tidak ada bedanya dengan pembuatan paspor non haji. Calon jemaah diminta menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), akte kelahiran atau ijazah atau surat nikah. Setiap calon jemaah haji selanjutnya akan menjalani verifikasi berkas, wawancara dan foto.
CJH dilayani di Aula Kantor Imigrasi dan dikoordinasi oleh Kementerian Agama dan kantor bimbingan ibadah haji (KBIH) masing-masing. Kata Hanifah, selama pemeriksaan dokumen sudah jarang ditemukan kekurangan.
"Dari 25 berkas itu, paling yang kurang hanya tiga orang," katanya.
Angka tersebut sudah sangat bagus, dibandingkan beberapa tahun lalu. Biasanya kekurangan terbanyak untuk KTP atau akte kelahiran.
Sementara itu, Kantor Imigrasi Malang setiap hari menerima maksimal 300 orang calon jemaah haji. Sengaja agar masyarakat bisa terlayani secara nyaman mengingat keterbatasan alat dan petugas.
"Setiap hari sekitar 250-an orang, tetapi tidak lebih dari 300 orang," tegas Hanifah.
Kadariyono (73) mengaku mengantri sejak pukul 09.00 WIB. Namun hingga pukul 13.00 WIB masih sabar menunggu untuk berfoto.
"Saya rencana berangkat bersama istri, mendaftar sejak 2010. Jadwalnya berangkat Agustus," katanya.
Calon jemaah haji asal Kota Malang itu mengaku sudah sejak 2010 mendaftar haji. Kadariyono yang tinggal di Perumahan Dirgantara Permai, Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang mengaku lega bisa berangkat dengan Sri Tinonsih, istrinya.