Indikator: Ahok-Djarot unggul 43,05 persen, Pilgub DKI dua putaran
Adam menambahkan pasangan urut nomor tiga Anies Baswedan - Sandiaga Uno meraih suara sebanyak 39,63 persen. Sedangkan pasangan urut nomor satu berada diurutan ketiga dengan perolehan 17,32 persen.
Direktur riset Indikator Politik Indonesia Adam Kamil mengatakan kesimpulan hasil hitung cepat atau quick count yang telah dilakukan diungguli oleh Basuki Tjahaja Purnama-Djarot saiful Hidayah. Calon petahana ini memperoleh suara sebesar 43,05 persen dari total suara yang masuk sebanyak 99,75 persen.
"Hasil quick count ini menempatkan pasangan Ahok-Djarot di posisi pertama, disusul oleh pasangan nomor urut tiga lalu oleh pasangan nomor urut satu," ujar Adam, di Kantor Indikator Politik Indonesia, Jakarta, Selasa (15/2).
Adam mengatakan dengan hasil tersebut, pihaknya memprediksi pilkada DKI Jakarta akan berlangsung dua putaran. Sebab, sesuai peraturan khusus untuk DKI Jakarta pasangan calon harus memperoleh suara sebanyak 50+1 persen untuk dapat menjadi pemenang dalam pilkada hari ini.
"Sesuai hasil quick count, kami prediksi pilkada DKI Jakarta akan berlangsung dua putaran. Yang akan mengikuti putaran kedua yaitu pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga," ujar Adam.
Adam menambahkan pasangan urut nomor tiga Anies Baswedan - Sandiaga Uno meraih suara sebanyak 39,63 persen. Sedangkan pasangan urut nomor satu berada diurutan ketiga dengan perolehan 17,32 persen.
Quick count tersebut menggunakan margin of error +/- 1,59 persen. Dengan total partisipasi sebesar 80,2 persen.
Pantauan merdeka.com sejak awal dimulainya quick count, Ahok-Djarot menempati urutan pertama dengan perolehan suara yang berbeda sekitar 3 sampai 4 persen dengan pasangan Anies-Sandiaga. Sedangkan pasangan nomor urut 3 tidak beranjak dari perolehan suara di bawah 20 persen.