Indonesia surga kejahatan kartu kredit, sampai libatkan anak SMP
Siswa tersebut belanja di toko online dengan menggunakan kartu kredit korbannya.
Kejahatan pembobolan data kartu kredit seolah tidak pernah berhenti, meski polisi kerap menangkap pelaku. Para pelaku yang telah mendapatkan data korban langsung menggunakannya untuk belanja online.
Salah satu modus yang digunakan pelaku dalam membobol data pemilik kartu kredit adalah dengan meretas sistem komputer sejumlah toko di pusat perbelanjaan. Oleh pelaku, data-data tersebut kemudian dijual di situs-situs yang menyediakan data korban.
Salah satu pelaku yang memanfaatkan data kartu kredit tersebut adalah DP, seorang siswa di SMP Pemalang, Jawa tengah. Kartu kredit korban Frananda Widyabirata digunakan untuk belanja di dua toko online Indonesia, Lazada dan Zalora.
Frananda menjelaskan, berdasarkan laporan dari bank penerbit kartu kredit, pelaku berbelanja di dua toko online tersebut pada Rabu (5/8). Pelaku melakukan empat kali transaksi, di mana tiga transaksi berhasil dan satu gagal.
Untuk membuat jera pelaku, Franda kemudian membeberkan data pelaku di Facebook. Ia berharap pelaku tidak akan mengulang aksinya kembali.
Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter mencatatkan, pada bulan Mei 2013 saja, tercatat telah terjadi 1.009 kasus pembobolan (fraud) yang dilaporkan dengan nilai kerugian mencapai Rp 2,37 miliar.
Kejahatan kartu kredit yang paling banyak terjadi adalah pencurian indentitas dan card not present (CNP). Dengan jumlah kasus pencurian identitas sebanyak 402 kasus dan CNP 458 kasus dengan nilai masing masing Rp 1,14 miliar dan Rp 545 juta yang dialami 18 penerbit.