Ini cerita orang-orang yang membunuh karena ditagih hutang
Berikut ini beberapa kasus pembunuhan karena ditagih hutang:
Kemarin seorang pemuda di Indramayu berinisial TC (26) tega menghabisi nyawa Edi Kholid (60). Korban mengalami luka serius karena tusukan di leher dan kepala. Dugaan sementara motif TC yang saban hari bekerja sebagai petugas keamanan RSUD Indramayu itu lantaran kesal ditagih hutang oleh korban.
"Pelaku merasa kesal karena ditagih terus hutangnya," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono, Kamis (8/1).
Korban sendiri ditemukan warga pada Rabu (7/1) pukul 09.00 WIB di warung stiker Jalan Panyindangan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu. Korban yang bercucur darah saat ditemukan masih menggunakan pakaian lengkap menggunakan cincin, jam tangan dan mengantongi uang tunai Rp 1,4 juta.
Hasil olah TKP dan pemeriksaan saksi lanjut dia, bahwa petunjuk mengarah kepada pelaku TC. "Pelaku berhasil ditangkap di tempat kerjaannya. Yakni Security RSUD Indramayu," terangnya.
Selain kasus TC, sebelumnya juga banyak kasus pembunuhan berlatar hutang. Para pelaku membunuh karena ditagih hutang. Berikut ini beberapa kasus pembunuhan karena ditagih hutang:
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Apa dampak perselingkuhan yang paling sering dialami pelaku? Dampak perselingkuhan bagi pelaku yang pertama yaitu dapat menimbulkan perasaan bersalah. Biasanya ini adalah dampak pertama yang dirasakan setelah seseorang diketahui berselingkuh di belakang pasangan.
-
Kapan Sholat Nisfu Syaban dilakukan? Adapun sholat sunnah Sya‘ban adalah malam kelima belas bulan Sya‘ban.
-
Kapan sedotan tertua ditemukan? Arkeolog menemukan tabung logam dengan panjang 3 kaki atau hampir 1 meter pada 1897 saat melakukan penggalian gundukan kuburan dari kebudayaan Maikop kuno di Kaukasus barat laut
-
Apa yang dimaksud dengan 'tebak-tebakan paling sulit' dalam konteks ini? Banyak sekali pertanyaan yang memiliki jawaban menjebak dan susah ditebak. Tidak heran kalau sampai sekarang bermain tebak-tebakan masih digemari semua kalangan.
-
Dimana tebak-tebakan paling sulit ini ditemukan? Berikut sejumlah tebak-tebakan paling sulit dan jawabannya yang dilansir dari berbagai sumber.
Seorang PNS dan anaknya bunuh petani karet
Lantaran kesal ditagih utang, Ali (50), pegawai negeri sipil (PNS) nekat membunuh Syaiful (40) petani karet asal Desa Penyandingan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel. Usai membunuh, pelaku langsung ditangkap di rumahnya.
Kasat Reskrim Polres OKI AKP N Ediyanto mengungkapkan peristiwa itu terjadi pada Jumat (7/11) pukul 19.00 WIB. Saat itu, korban mendatangi rumah tersangka di Desa Sriguna, Kecamatan Teluk Gelam, OKI, untuk menagih utang.
Namun sesampai di rumah ternyata tersangka menolak membayar dan justru marah-marah. Dia dan anaknya malah mengeroyok korban hingga tewas. "Motifnya utang piutang. Tersangka tidak mau membayar utang," terang Ediyanto, Senin (10/11).
Dalam pengeroyokan itu, kedua tersangka menggunakan senjata tajam jenis parang, sedangkan korban tangan kosong lantaran tak mengira akan dikeroyok. Akibatnya, korban mengalami luka bacok di sekujur tubuhnya. "Korban langsung tewas di tempat kejadian," kata dia.
Mendapat laporan dari warga tentang adanya pembunuhan, polisi datang ke lokasi dan menangkap tersangka. "Saat ini tersangka sudah kita amankan untuk pemeriksaan lebih lanjut," ujarnya.
Pemuda di Indramayu bunuh pria 60 tahun
Seorang pemuda di Indramayu berinisial TC (26) tega menghabisi nyawa Edi Kholid (60). Korban mengalami luka serius karena tusukan di leher dan kepala. Dugaan sementara motif TC yang saban hari bekerja sebagai petugas keamanan RSUD Indramayu itu lantaran kesal ditagih hutang oleh korban.
"Pelaku merasa kesal karena ditagih terus hutangnya," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono, Kamis (8/1).
Korban sendiri ditemukan warga pada Rabu (7/1) pukul 09.00 WIB di warung stiker Jalan Panyindangan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu. Korban yang bercucur darah saat ditemukan masih menggunakan pakaian lengkap menggunakan cincin, jam tangan dan mengantongi uang tunai Rp 1,4 juta.
Hasil olah TKP dan pemeriksaan saksi lanjut dia, bahwa petunjuk mengarah kepada pelaku TC. "Pelaku berhasil ditangkap di tempat kerjaannya. Yakni Security RSUD Indramayu," terangnya.
Selanjutnya korban yang tercatat sebagai warga Desa Longud, Kecamatan Lohbeber, Kabupaten Indramayu dibawa ke RS Bhayangkara, Indramayu guna penyelidikan lebih lanjut. Saat ini kasus ditangani Sat Reskrim Polres Indramayu.
Tak mampu bayar utang, BR bunuh seorang PNS Dinas PU
Polisi mengungkap identitas mayat yang ditemukan di sebuah kebun kosong di Kompleks Pemadam Kebakaran Joglo, Jl Raya Joglo, RT 12 RW 2, Joglo, Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (27/9) lalu.
Hasil penyelidikan yang dilakukan, petugas gabungan dari Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya bersama Polsek Kembangan, Jakarta Barat, akhirnya menangkap para pelaku pembunuhan.
"Tim gabungan Polsek Kembangan, Polres Jakarta Barat dan Polda Metro Jaya menangkap pelaku penganiayaan sehingga menyebabkan hilangnya nyawa. Tersangka yang berhasil dibekuk berjumlah empat orang, yakni BR (19) yang merupakan otak pelaku, MFM (17), AT (15) dan JB (16), juga masih ada DPO CM," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto dalam keterangan persnya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (8/10).
Berdasarkan keterangan dari para pelaku, motif pembunuhan adalah karena BR tidak mampu mengembalikan uang Rp 15 juta terhadap korban.
"Tersangka merasa tidak bisa mengembalikan utangnya yang dipinjam sejak bulan Juni sebesar Rp 15 juta. Korban merupakan pegawai di Dinas PU," kata Rikwanto.
BR kemudian mengajak empat orang temannya untuk melakukan aksi kejinya itu. "Otak pelaku, BR, mengatakan kepada pelaku lainnya bahwa ia kerap ditagih utang oleh korban secara kasar. Dengan alasan tersebut pun akhirnya para pelaku yang lain mau membantu BR," kata Rikwanto.
Barang bukti yang berhasil disita polisi di lokasi pembunuhan antara lain, batu bernoda darah, sepasang sepatu hitam, sebuah jam tangan, sebuah ikat pinggang, 1 kaos kaki hitam, sebatang bambu kuning bernoda darah, 1 kaos singlet putih bernoda darah dalam keadaan terbakar.
"Para pelaku juga mengambil barang-barang milik korban, antara lain 1 sepeda motor, 2 buah handphone, 1 kemeja lengan panjang cokelat, 1 switer cokelat dan kunci kosan korban," kata Rikwanto.
Atas perbuatannya, para pelaku dijerat pasal 340 KUHP, pasal 365 dan pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman 20 tahun kurungan penjara.
Pasutri dibunuh karena malu ditagih hutang depan mertua
Pembunuh pasangan suami istri Solih dan Cemil, warga Kampung Cikahuripan, Gang Perkutut II, RT 2/6, Kelurahan Neglasari, Kota Tangerang, pada 10 Juli lalu terungkap. Tersangka adalah Sartibi (40) teman korban yang berdagang di Pasar Anyar, Kota Tangerang.
Pelaku sempat melarikan diri selama dua minggu ke kampung halamannya di Desa Sukarami, Palembang. Polisi berhasil menangkapnya saat berada di Pool Bus Damri, Palembang ketika melarikan diri.
Saat akan ditangkap, Sartibi sempat berusaha melawan petugas, kejadian itu membuat polisi terpaksa menembak kaki kirinya. Kapolres Metro Tangerang, Kombes Pol Riad mengatakan, motif tersangka membunuh kedua korbannya karena malu lantaran Solih menagih utang tersangka di depan istri dan mertuanya.
"Utang tersangka sebesar Rp 400 ribu. Karena lama tidak dibayar, korban datang ke rumah tersangka dan menagihnya pada Selasa (9/7). Hal itu diketahui istri dan mertua tersangka, akibatnya dia dimarahi oleh istrinya. Tersangka malu dengan keluarganya, dia pun dendam dengan korban," katanya, Senin (29/7).
Rabu (10/7), tersangka mendatangi rumah korban sekitar pukul 02.00 WIB. Dia menegur korban karena menagih utang di depan keluarga. Tak senang ditegur, korban marah dan akhirnya terlibat cekcok mulut hingga berujung perkelahian.
"Tersangka memukul wajah korban Solih, lalu korban mengambil pisau cutter di dalam rumah. Korban hendak menyerang tersangka. Namun, pisau direbut tersangka. Akhirnya tersangka menggorok leher Solih hingga tewas," kata Kapolres.
Sementara istri Solih, Cemil yang melihat suaminya terbunuh langsung memukuli tersangka dengan menggunakan bambu. Merasa diserang, pelaku lantas menjambak rambut Cemil dan membenturkannya ke tembok hingga tak sadarkan diri.
"Setelah kedua korban tidak bernyawa, jenazah mereka diseret ke belakang rumah, lalu dimasukkan ke dalam empang oleh tersangka," tambah Kapolres.
Pelaku juga membawa motor Yamaha Jupiter Z nopol B 6994 CSX milik korban. Motor itu kemudian dijual kepada penadah, Jono, 50, di Kampung Pondok Kelor, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang di hari yang sama.
"Motor dijual seharga Rp 2,5 juta. Setelah itu korban melarikan diri ke Palembang. Tersangka Jono juga kita tangkap sebagai penadah setelah penangkapan tersangka Sartibi," tukas Kapolres.
Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang AKBP Suharyanto mengatakan, tersangka dan korban Solih merupakan teman sesama pedagang di Pasar Anyar. Namun, tersangka lebih sering tidak aktif sehingga banyak uutang, salah satunya kepada korban.
"Uang dari korban baru dipinjam tiga hari, untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.
Tersangka Sartibi dijerat pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman 15 tahun penjara. Sementara Jono dijerat pasal 480 KUHP tentang penadahan dengan ancaman hukuman di atas 5 tahun.
"Tersangka Sartibi masih kita periksa. Kalau ada unsur perencanaan pembunuhan yang mutlak akan dijerat Pasal 340 KUHP dengan ancaman 20 tahun penjara," kata Suharyanto.