Ini 2 Penyebab Orang Takut Mati, Padahal Bakal Dialami Seluruh Manusia
Kematian bisa datang kapan saja, sehingga manusia perlu selalu siap menghadapinya.
Setiap makhluk hidup pasti akan menghadapi kematian, seperti yang dinyatakan dengan jelas dalam firman Allah. Tidak ada satu pun yang dapat mempercepat atau memperlambat waktu kematian, bahkan hanya sekejap mata sekalipun.
Artinya: Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al-Jumu'ah: 8)
Baik yang muda maupun yang tua, yang sehat maupun yang sakit, Allah SWT akan mengambil kembali ruh dan jasad yang dipinjamkan selama manusia hidup di dunia. Oleh karena itu, satu-satunya yang dapat manusia bawa adalah bekal untuk kehidupan di akhirat.
Nasihat dan pesan yang menyentuh dari Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengenai kematian perlu manusia siapkan, seperti yang dikutip dari YouTube Short @nuriislami. Dalam ceramahnya, UAH juga menjelaskan alasan mengapa sebagian orang masih merasa takut mati. Kematian adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa dihindari, dan persiapan untuk menghadapinya adalah langkah bijak yang harus diambil setiap individu.
Faktor yang Menyebabkan Ketakutan Terhadap Kematian
Kematian merupakan sebuah kepastian yang akan dialami oleh setiap orang. Orang-orang yang memiliki iman biasanya selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi saat-saat tersebut.
"Harus yakin, kan mati kapan aja, masa nggak siap? harus siap," ungkap UAH.
Ustadz Adi Hidayat juga menjelaskan bahwa jika seseorang merasa cemas akan kematiannya, maka ada dua kemungkinan penyebabnya.
"Kalau masih ada rasa takut berarti ada dua. Tercantol dengan dunia terlampau tinggi atau maksiat yang belum ditaubati. Itu serius," jelasnya.
Setiap orang pasti akan menghadapi kematian, yang merupakan bagian dari takdir. Mereka yang beriman cenderung lebih siap dalam menyongsong kematian.
Pesan Ustadz Adi Hidayat
Menurutnya, ketika manusia telah melepaskan dua hal tersebut, artinya akan siap menghadapi kapan saja ajal menjemput.
"Nanti kalau sudah melewati fase itu, tenang kapan saja dipanggil siap saja. Hak Allah kan memanggil kita, terserah mau kapan aja pulang, terserah Allah, Allah yang punya," ujarnya.
UAH juga mengingatkan agar umat muslim memperbanyak istighfar untuk menenangkan hati. Dengan cara ini, diharapkan agar saat wafat dalam kondisi bertaubat.
"Mudah-mudahan wafatnya dalam keadaan istighfar, ya mudah-mudahan begitu. Biasakan yang baik-baik. Istighfar itu tinggi sekali, di antara yang paling Allah sukai," tutupnya.