Ini cerita tragis warga dimakan binatang buas
Orang-orang bernasib tragis itu, rata-rata berada di wilayah pedalaman yang sulit dijangkau transportasi umum.
Beragam kisah tragis menimpa segelintir orang karena nekat tinggal berdekatan dengan sarang hewan-hewan buas. Bahkan, tak sedikit yang menjadi sasaran empuk saat seekor binatang buas sedang kelaparan mencari mangsa.
Orang-orang bernasib tragis itu, rata-rata berada di wilayah pedalaman yang sulit dijangkau transportasi umum. Korbannya, tidak menyadari betapa mengerikannya keberadaan hewan buas ini. Yang membuat paling miris, tubuh mereka sudah tidak utuh lagi.
Mereka harus meregang nyawa dengan tubuh terbelah-belah. Bagaimana cerita tragis mereka? Merdeka.com berhasil menghimpun lima fakta tragis tersebut:
-
Kenapa hewan liar yang dipelihara bisa menyebabkan luka? Sebagian besar hewan liar seharusnya tidak dijadikan hewan peliharaan. Hewan seperti primata, harimau atau singa, dan beberapa jenis reptil bisa menyebabkan luka bagi orang yang memeliharanya.
-
Bagaimana Pohon Pelawan menjadi penghasil madu liar? Selain dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, pohon ini rupanya juga menjadi rumah atau sarang lebah liar sehingga menjadi penghasil madu lebah liar yang memiliki cita rasa pahit.
-
Bagaimana hewan liar bisa dipisahkan dari induknya untuk jadi peliharaan? Hewan liar biasa ditangkap atau dipisahkan dari induknya untuk dijadikan hewan peliharaan.
-
Siapa yang memiliki hobi koleksi satwa liar? Miliki Hobi Koleksi Satwa Liar, Ternyata Ini Alasan Ketua MPR Bambang Soesatyo Bikin Melongo Bambang Soesatyo ternyata memiliki hubungan yang spesial dengan satwa liar yang ada di rumahnya.
-
Di mana henbane hitam ditemukan tumbuh liar? Sisa-sisanya umum ditemukan di situs arkeologi di Eropa Barat Laut karena tumbuh liar di dekat pemukiman manusia, sehingga sulit untuk menentukan apakah itu sengaja digunakan.
-
Dimana hewan liar yang dipelihara seringkali diambil dari habitat aslinya? Menangkap satu spesies hewan liar dari habitatnya juga mempengaruhi seluruh ekosistem asli, berisiko menyebabkan ketidakseimbangan antara predator, mangsa, dan hubungan simbiotik.
Buaya melahap kepala pria pemancing ikan
Seekor buaya pernah dilaporkan memangsa warga. Kejadian tersebut menimpa pria bernama Sam Sem Ledo yang ditelan hidup-hidup kepalanya oleh buaya sampai putus dari badannya.
Dia tewas seketika dimakan buaya saat asyik memancing ikan. Peristiwa yang terjadi pada Mei 2013 ini berawal saat dia asyik memancing di sungai dekat rumahnya. Namun apesnya tanpa disadari seekor buaya menerkam sekaligus memakannya hidup-hidup.
"Buaya melahap seorang pria yang sedang memancing di sungai. Awalnya, ditemukan keranjang ikan, alat pancing dan sandal jepit lalu di muara juga ditemukan potongan kepalanya," sebut Kapolres Kupang AKBP Mochammad Slamet.
Petani ini dimakan harimau
Nasib nahas juga menimpa Sugianto. Karena lengah, tubuh lelaki 35 tahun itu habis dilahap harimau. Akibatnya, warga Dusun Air Raja Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis, tewas dalam kondisi sangat mengenaskan.
Sugianto diterkam dan dimakan harimau saat memanen sawit di kebunnya. Kondisi mayat Sugianto saat ditemukan warga sudah tidak utuh lagi. Warga melihat bagian dada, hati, paru-paru dan jantungnya hilang dimakan harimau.
Ironisnya, warga tak punya nyali mengevakuasi mayat korban. Kapolsek AKP Banjar Nahor mengungkap, kejadian menggenaskan tersebut terjadi pukul 11.00 WIB 20 September 2010 silam.
Buaya memangsa siswa SD
Keganasan buaya juga mengakibatkan Yesly Lole, pelajar SD Inpres Onansila, Kecamatan Semau Kabupaten Kupang NTT tewas secara mengenaskan. Sebab, dia ditemukan dalam kondisi raga tidak utuh. Yesly tewas diterkam buaya di wilayah pesisir Semau pada Senin (17/2).
Saat ditemukan, tubuhnya sudah tidak utuh. Padahal, niat siswi itu sebenarnya hendak pulang sekolah. Tapi dia justru menjadi sasaran empuk buaya di sungai dekat rumahnya.
"Siswa berusia 13 tahun yang duduk di kelas V SD itu, sudah tidak bernyawa," kata Camat Semau Selatan, Kabupaten Kupang Jhoni Ati.
Bayi dimakan anjing
Penemuan potongan-potongan tubuh bayi menggemparkan Kabupaten Bengkulu Utara Propinsi Bengkul pada 2013 silam. Pasalnya, mayat bayi yang tak utuh lagi itu gara-gara habis dimakan anjing. Bayi berjenis kelamin perempuan ini sebelumnya dibuang begitu saja di tengah jalan.
Saat ditemukan warga Desa Jago Bayo Kecamatan Lais, kondisinya sudah tercabik-cabik. Bagian kaki kiri, telapak kaki kanan, serta kedua tangannya habis dimakan anjing. Saat pertama kali menemukan mayat bayi malang itu, Mardi (30) dan Noti (31) warga setempat awalnya mengira itu hanya bangkai anjing.
Tapi alangkah kagetnya dia bangkai yang ditemukan tergeletak di jalan raya itu adalah sesosok bayi yang sudah berlumuran darah.
Saat wudhu, Atikah dimakan buaya
Apabila anda ingin mencari air untuk bersuci, jangan coba-coba menggunakan air sungai jika tak ingin bernasib sama dengan Atikah. Pasalnya, perempuan berusia 63 ini tewas dimakan buaya saat berwudhu di sungai.
Wanita tua warga Desa Jaya Karet Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah ini tewas seketika dengan kondisi mengenaskan lantaran tubuhnya dicabik-cabik buaya. Peristiwa itu terjadi pagi tadi sekitar pukul 04.00 WIB dini hari.
Sambil meratapi kepergian istrinya, Jainudin (63) bercerita bahwa istrinya meninggal dimakan buaya yang kelaparan di sungai belakang rumahnya. "Dan saya tidak tahu kalau dia malah mengambil air wudhu di situ," kata Jainudin.