Ini ikan purba berjuluk 'raja laut' penghuni Teluk Manado
Saat ini tinggal tersisa 2 spesies lagi yang hidup dan berada di habitatnya.
Lebih dari 120 spesies ikan purba yang pernah ada di bumi dinyatakan telah punah. Saat ini tinggal tersisa 2 spesies lagi yang hidup dan berada di habitatnya yaitu Latimeria Chalumnae (Comoro Coelacanth) dan Latimeria Manadoensis (Indonesia Coelacanth).
Ikan purba yang terakhir ini hanya terdapat di perairan Manado Tua, Manado, Sulawesi Utara. Replika ikan ada di Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara di Jalan WR Supratman.
Saat berkunjung ke sana, Senin (14/7), merdeka.com terhenyak melihat replika ikan yang dijuluki ikan raja laut oleh nelayan setempat ini. Terletak di tengah ruang pengenalan dalam sebuah kotak kaca berukuran sekitar 1,5 x 1 meter, penampilannya begitu gagah dan mengusik rasa ingin tahu.
Menurut Petugas Museum Robby Kolibu, Coelacanth merupakan ikan purba yang hidup pada 360 juta tahun yang lalu. Awalnya ikan ini telah dianggap punah pada 65 juta tahun silam. "Lebih dari 120 spesiesnya hanya dikenali dari fosil ikan yang ditemukan," ujarnya.
Namun, Kolibu melanjutkan, sekitar tahun 1938 silam seekor Coelacanth hidup tertangkap oleh jaring hiu di Chalumna, Pulau Comoro, Afrika Selatan. Kemudian penemuan yang sama juga terjadi di Manado pada 1998 lalu.
"Ikan sejenis ditemukan oleh nelayan di perairan Manado Tua tepatnya di teluk Manado dan dikenali oleh para pakar sebagai ikan Coelacanth," terang Robby.
Kini keberadaan ikan langka tersebut terancam punah. Sebab habitat tempat hidupnya dipenuhi sampah-sampah plastik produksi warga kota Manado yang dibuang di perairan tersebut.
Warga seakan tak memedulikan kelangsungan hidup biota laut yang ada di teluk Manado, termasuk keberlangsungan ikan purba Coelacanth dan taman laut nasional Bunaken yang telah mendunia.