Ini Langkah Kemenkes Tangani KLB Campak di 12 Provinsi
Kemenkes akan melakukan penyelidikan epidemiologi untuk menemukan sebaran kasus campak tersebut.
Kementerian kesehatan (Kemenkes) menetapkan 12 provinsi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakitcampak. Kemenkes akan melakukan penyelidikan epidemiologi untuk menemukan sebaran kasus campak tersebut.
"Kita harus segera melakukan penyelidikan epidemiologi untuk menemukan apakah kasus yang diduga campak ini hanya orang ini saja atau sudah menyebar. Sudah di luar dari daerah di tempat tinggal dan seberapa luas gitu," kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine Berliana Tumiur Hutapea saat konferensi pers, Jumat (20/1).
-
Apa itu obat cacing? Obat cacing, seperti namanya, dirancang untuk mengatasi infeksi cacing di dalam tubuh manusia. Cacing-cacing yang sering diatasi oleh obat cacing termasuk cacing gelang, cacing kremi, dan cacing pita.
-
Apa yang dimaksud dengan kalimat majemuk campuran? Kalimat majemuk campuran adalah gabungan kalimat majemuk setara atau rapatan dengan kalimat majemuk bertingkat di dalamnya.
-
Apa itu Campur Lorjuk? Kuliner ini serupa soto, namun dengan isian kerang bernama lorjuk.
-
Bagaimana cara mengenali kalimat majemuk campuran? Kalimat majemuk campuran digabungkan dengan konjungsi atau tanda baca tertentu.
-
Mengapa kalimat majemuk campuran digunakan? Kalimat majemuk campuran menyajikan informasi dengan cara yang menarik dan efektif.
-
Kapan obat cacing efektif? Obat ini bekerja dengan cara membunuh cacing dewasa, larva, dan telurnya di dalam tubuh manusia.
Menurut Prima, langkah kedua adalah melakukan penanganan dengan baik. Prima mengatakan, jika keadaan pasien cukup baik, maka obat-obat yang diberikan adalah obat yang bersifat suportif.
"Tapi kalau keadaannya harus dirujuk ke rumah sakit, tentu dibawa ke rumah sakit, kalau dia sudah dengan komplikasi ya dengan berat gitu," tambah Prima.
Kemudian langkah selanjutnya menurut Prima, Kemenkes akan melakukan pencegahan penyebaran virus campak dengan memperkuat imunisasi. Bahkan juga dilakukan imunisasi tambahan.
"Nah di daerah tersebut kita harus lakukan imunisasi tambahan. Seberapa luas imunisasi tambahan? itu sangat bergantung kepada hasil penyelidikan epidemiologi yang kita lakukan," ujar dia.
Prima menjelaskan, Kemenkes akan melakukan penyelidikan epidemiologi melihat seberapa luas penyebaran kasus campak tersebut. Kemudian mendata usia pasien campak untuk nantinya dilakukan imunisasi.
"Yang kedua adalah umur berapa saja nih orang-orang yang terkena untuk menetapkan nanti imunisasi yang mau kita lakukan ini, kepada kelompok sasaran mana saja yang itu tentunya,” ujar Prima.
Jika sudah ada suspek kasus, Kemenkes akan memastikan apakah kasus tersebut benar-benar merupakan kasus campak dengan melakukan uji di laboratorium. Sebab, gejala penyakit campak mirip dengan penyakit lain.
"Jadi untuk pastinya, diagnosa pastinya, itu harus diperiksa dengan pemeriksaan laboratorium,” kata Prima.
(mdk/gil)