Ini penyebab kebakaran hutan di Riau yang diprotes Singapura
BMKG menyebut ada gangguan pada atmosfir hingga munculnya tekanan rendah.
Kebakaran lahan gambut yang terjadi di Kepulauan Riau dan beberapa daerah di Kalimantan membuat negara tetangga merasa terganggu, khususnya Singapura. Hal itu disebabkan oleh pola cuaca yang tidak teratur, jika siang hari panas, malamnya turun hujan deras.
Menkokesra Agung Laksono mengatakan, hal itu tidak dialami oleh Indonesia saja. Negara-negara eropa seperti Jerman dan Hungaria juga mengalaminya. Kondisi seperti ini biasanya terjadi di bulan Juni hingga Agustus.
Untuk itu Kemenkokesra mengadakan rapat dengan BMKG terkait masalah abu ini. "Hasil rapatnya sore ini adalah kami sampaikan bahwa analisis BMKG menunjukkan ada gangguan atmosfir hingga munculnya tekanan rendah," kata Agung Laksono dalam jumpa pers di kantornya, Rabu (19/6).
Untuk mengatasi beberapa kebakaran di hutan itu, Kementerian Kehutanan mengerahkan tim Manggala agni untuk memadamkan titik-titik api. Politikus Golkar ini menjelaskan per tanggal 18 Juni, titik api di Kepulauan Riau mencapai 148 titik. Sedangkan di Malaysia ada 8 titik.
"Jumlah luas yang terbakar di Riau sekitar 850 hektar lahan gambut dan yang behasil dipadamkan 650 hektar. Jumlah personel Manggala Agni ada 105 orang," ujarnya.
Selain itu tim modifikasi cuaca telah disiagakan untuk pemadaman api dari udara. Pihak kepolisian juga telah bersiap menyelidiki jika adanya kemungkinan kesengajaan dalam kebakaran tersebut.
"Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa akan bertemu dengan pihak Singapura untuk membahas masalah ini pada 20 Juni," ujarnya.