Ini tingkatan-tingkatan dalam ilmu kebal
Tingkatan dalam ilmu kebal tak sama. Bahkan ada yang hanya muncul saat dibutuhkan.
Ilmu kebal tak asing lagi di Indonesia. Secara umum hal ini berarti suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menjadikan tubuh seseorang menjadi tidak dapat dilukai oleh senjata.
Pangeran Sukma Jati, Pendiri Padepokan Inti Semesta dan Debus Inti Banten menjelaskan hal ini kental dengan nuansa gaib.
"Untuk mendapatkan kekebalan bisa beberapa cara yaitu melalui lelaku (ritual) tertentu seperti puasa, wirid, meditasi dan olah pernapasan. Ilmu Kebal Biasanya memiliki mantra yang sudah melalui lelaku akan aktif ketika dibutuhkan," ujarnya.
Konsultan spiritualitas ini juga mengatakan jika ilmu kebal memiliki dua kategori, yaitu ilmu kebal aktif dan pasif.
"Ilmu kebal aktif itu ilmu kebal yang istilahnya bisa di pertunjukan seperti dalam permainan debus. Satu lagi ilmu kebal pasif ini, ilmu kebal yang aktif saat dibutuhkan," jelasnya.
Bagi sebagian orang, ilmu kebal yang paling sering dipertontonkan adalah debus. Debus ini termasuk dalam ilmu kebal aktif, bahkan tingkatannya pun lebih tinggi dari ilmu kebal pasif.
"Tidak semua orang yang punya ilmu kebal bisa bermain debus," ujarnya.
Karena itu, ilmu kebal seolah identik dengan silat. Namun Guru Pencak Silat sekaligus Sesepuh MS Jalan Enam Pengasinan, Napah Rusiah mengatakan jika Silat sebenarnya tidak bisa disatupadukan dengan ilmu kekebalan. Menurutnya silat adalah olah gerak tubuh. Tak ada kekebalan atau hal-hal magis di dalamnya.
"Di Pencak Silat sini nggak ada kekebalan. Cuman ya dikasih kecerdikan. Lu kurang cerdik ya jatuh, lu kurang cerdik ya tonjok. Cuman sebatas itu," ujarnya kepada merdeka.com saat ditemui di kediamannya, Sawangan, Depok, Rabu (7/10).
Pria yang sudah mengenal silat sejak tahun 1947 ini menganggap silat berbeda dengan debus. Dirinya tak ingin mengaitkan seni bela diri ini dengan sesuatu yang tak lazim.
"Kalo debus kan semacam sihir. Kalo Silat gerak olahraga, walaupun olahraga tapi kan berisi," pungkasnya.
Manfaat ilmu kebal sendiri pada era kolonial banyak digunakan oleh para pendekar silat guna melengkapi kemampuan atau keterampilan di dalam bela diri.
Namun di era modernisasi seperti sekarang ini, silat dan ilmu kebal sering digunakan untuk tindak kriminal dan premanisme.
Pangeran Sukma Jati menjelaskan jika mereka yang memiliki ilmu kebal dan silat ini berada situasi sulit sehingga terkadang mereka harus melakukan sesuatu yang tidak seharusnya mereka lakukan.
"Namanya kita pengamal ilmu ya, ilmu itu seperti dua bilah mata pisau. Mau dibawa ke mana ilmu ini maka akan bermanfaat atau tidak kepada si pengguna tergantung dari penggunanya," pungkasnya.
Setali tiga uang, Engkong Napah Rusiah juga mengungkapkan hal yang tak berbeda jauh. Baginya hal tersebut hanya membuat seseorang menjadi lebih superior dibanding orang lain.
"Sebetulnya gini, kalo memang kekebalan itu tergantung izin dari guru. Nah kalo memang dia udah merasa kebal, Engkong di sini pesen kalo emang lu udah kebal, udah nggak mempan peluru, udah nggak mempan senjata tajam ntar lu sombong. Itu udah ada tekad nggak baik. Nggak boleh," tutupnya.