Inovasi pelajar Gunungkidul agar pemotor makin utamakan keselamatan
Tingginya angka kecelakaan terjadi di Indonesia mengundang keprihatinan. Berawal dari rasa itu, beberapa orang pelajar di SMK Negeri 1 Ngawen, Gunungkidul, didampingi gurunya membuat sebuah inovasi diberi nama Safety Riding Kit S2-HK.
Tingginya angka kecelakaan terjadi di Indonesia mengundang keprihatinan. Berawal dari rasa itu, beberapa orang pelajar di SMK Negeri 1 Ngawen, Gunungkidul, didampingi gurunya membuat sebuah inovasi diberi nama Safety Riding Kit S2-HK.
Inovasi berupa sebuah alat itu berbasis Mikrokontroler Arduino Nano. Alat temuan siswa dan guru SMKN 1 Ngawen ini berfungsi untuk mengamankan pengendara sepeda motor. Jika pengendara sepeda motor tidak membawa STNK, SIM dan helm maka sepeda motor tidak akan bisa digunakan karena mesinnya tidak mau menyala.
Safety Riding Kit S2-HK ini memiliki cara kerja unik. Pengendara sepeda motor jika ingin menggunakan sepeda motor ya harus menempelkan SIM dan STNK di badan sepeda motor. Tak hanya surat-surat saja yang harus dimiliki. Tali pengaman helm pun harus dalam keadaan terpasang Jika salah satu di antaranya tidak dipunyai maka sepeda motor tidak akan berfungsi.
Taufik Kalfin Ashari (16), menceritakan bahwa ide awal pembuatan Safety Riding Kit S2-HK tak lepas dari kondisi pelajar SMK Negeri 1 Ngawen kerap menjadi korban kecelakaan lalu lintas. Bahkan beberapa di antaranya meninggal dunia karena kecelakaan.
"Salah satu penyebab hingga meninggal dunia adalah tidak menggunakan helm saat naik sepeda motor. Ada juga yang tidak punya SIM tapi bawa sepeda motor. Dari prihatin melihat banyaknya teman yang menjadi korban kecelakaan ide membuat alat ini muncul," ujar Taufik ditemui di sekolahnya, Rabu (11/1).
Taufik menjelaskan bahwa bersama guru pembimbing, Taufik dan teman-temannya mengembangkan alat yang bagi pengendaranya wajib membawa SIM, STNK dan memakai helm sesuai dengan aturan. Selain menjaga keamanan pengendara, alat buatan SMKN 1 Ngawen ini sekaligus juga menjaga keamanan sepeda motor. Pasalnya jika tak membawa STNK, sepeda motor tidak bisa dihidupkan mesinnya.
Salah seorang Guru Pendamping Heru Raharjo menyampaikan, alat ini terdiri dari tiga komponen, yakni reader untuk membaca SIM dan STNK yang sudah ditambah kartu pengaman, sensor helm dan prosesor untuk mengolah data ketiga komponen tersebut sehingga kendaraan bisa berfungsi.
"Alat ini kami beri nama Safety Riding Kit S2-HK berbasis mikrokontroler Arduino nano, di mana perangkat keamanan berkendara yang berbasis kontrol SIM, STNK dan Helm keselamatan," papar Heru.
Heru menjabarkan bahwa saat ini, SMKN 1 Ngawen tengah mengembangkan alat tersebut agar lebih murah dan bisa diaplikasikan kepada masyarakat. SMKN 1 Ngawen juga sedang mengembangkan generasi kedua dari Safety Riding Kit S2-HK dengan komponen yang lebih ringkas.
"Untuk pembuatan alat uji coba ini kami membutuhkan biaya sekitar Rp 800 ribuan. Tetapi jika sudah diproduksi massal kemungkinan akan murah," ungkap Heru.
Untuk melindungi hak cipta Safety Riding Kit S2-HK saat ini pihak sekolah sedang memproses pematenan karya di Kementerian Hukum dan HAM. Harapannya pengajuan hak cipta ini bisa melindungi karya anak bangsa di pelosok Gunungkidul.