Insentif Nakes di Surabaya Dibayarkan Maksimal 75 Persen
Insentif tenaga kesehatan (nakes) puskesmas dan rumah sakit di Surabaya pada 2021 hanya akan dibayarkan maksimal 75 persen. Pemerintah kota (Pemkot) setempat menegaskan besaran itu sudah sesuai dengan hasil kajian bersama tim ahli.
Insentif tenaga kesehatan (nakes) puskesmas dan rumah sakit di Surabaya pada 2021 hanya akan dibayarkan maksimal 75 persen. Pemerintah kota (Pemkot) setempat menegaskan besaran itu sudah sesuai dengan hasil kajian bersama tim ahli.
"Jadi pembayaran (insentif) 75 persen itu sudah sesuai kajian dari tim ahli FKM (Fakultas Kesehatan Masyarakat) Unair," kata Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara di Surabaya, Jumat (6/8).
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Kenapa Timnas Indonesia dijaga ketat? Pengamanan yang ketat untuk skuad Timnas Indonesia merupakan permintaan dari Ketua PSSI, Erick Thohir, yang menginginkan keamanan yang lebih terjamin bagi Jay Idzes dan rekan-rekannya. "Terkait dengan pengamanan, kami tentu tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Sumardji di Stadion Madya. "Sesuai dengan arahan Ketua PSSI, kami harus menjaga anak-anak Timnas Indonesia. Mengingat banyak orang yang tidak memakai masker dan lain-lain," tambahnya.
-
Kenapa tembok yang berjamur membahayakan kesehatan penghuni? Tembok yang rembes dan berjamur tidak hanya mengganggu estetika rumah, tetapi juga dapat membahayakan kesehatan penghuni. Jamur pada tembok dapat memicu alergi dan penyakit pernapasan.
-
Bagaimana Jawa Timur mengatasi kemiskinan ekstrem? Selain banyak program yang digerakkan Pemprov Jatim untuk mengatasi kemiskinan agar berjalan efektif, turunnya angka kemiskinan di Jatim menurut Khofifah juga dipengaruhi sejumlah faktor.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Apa yang dilakukan warga Jawa Tengah saat menyaksikan pertandingan Timnas Indonesia? Mereka rela bergadang dan berkumpul di titik-titik nobar untuk bisa merasakan keseruan dan menjadi saksi sejarah atas lolosnya Timnas Indonesia U-23 ke semifinal Piala Asia.
Selain itu, lanjut dia, kajian ini sudah sesuai dengan dasar hukum dan Keputusan Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor. 01.07/ MENKES/ 4239/ 2021 dan tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Wali Kota Surabaya Nomor: 188.45/ 156/ 436.1.2/ 2021.
"Kami juga sudah konsultasikan ke Kemenkes dan Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri), bahwa pemberian insentif tergantung dari (APBD) daerah," ujarnya.
Febriadhitya juga mengatakan, besaran 75 persen itu telah dipertimbangkan berdasarkan penerimaan uang lain yang diperoleh nakes. Artinya, selain insentif, selama ini mereka juga menerima Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP), uang kinerja, hingga jasa pelayanan.
"Itu bukan hanya nakes di puskesmas yang menerima pembayaran insentif 75 persen, tapi nakes di rumah sakit juga segitu," katanya.
Dia menjelaskan, pembayaran insentif nakes tidak lagi seperti yang dilakukan pada 2020. Pembayaran tahun lalu dilakukan penuh sesuai besaran insentif tertinggi.
Hal itu sesuai dengan Keputusan Menkes No. 01.07/ MENKES/ 278/ 2020. Namun, dengan adanya Keputusan Menkes No. 01.07/ MENKES/ 4239/ 2021, maka besaran insentif nakes tahun 2021 dapat disesuaikan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masing-masing.
"Hasil kajian tim ahli merekomendasikan agar sebaiknya relokasi anggaran juga memperhatikan anggaran cadangan bilamana pada perjalanan pandemi tahun 2021 ini terdapat lonjakan kasus yang tinggi, hingga membawa konsekuensi untuk melakukan penambahan tenaga kesehatan," katanya.
Pernyataan Kabag Humas Pemkot Surabaya tersebut menanggapi pemberitaan terkait adanya salah satu nakes di Puskesmas Surabaya yang mengeluh karena insentifnya dikurangi pada 2021. "Jadi ada salah satu nakes (puskesmas) yang menyampaikan dugaan perbedaan insentif antara puskesmas dan rumah sakit melalui kenalannya wartawan. Harusnya kan bisa lebih bersyukur menerima insentif. Sebab, petugas penanggulangan Covid-19 bukan hanya nakes di puskesmas, tapi ada dokter spesialis, peserta PPDS, dokter umum, perawat/bidan, Satpol PP, Linmas, camat, TNI-Polri, bahkan Pak RT/RW," ucapnya seperti dilansir Antara.
Oleh karena itu, Febriadhitya mengajak tenaga kesehatan yang lain supaya memahami dan mengerti kondisi sulit sekarang. Apalagi, lanjut dia, tidak semua daerah bisa seperti Surabaya yang berupaya keras untuk mempercepat pencairan insentif para nakes. Bahkan, ada daerah yang belum terima insentif.
Meski begitu, Febri menyadari para nakes sudah berjuang sangat keras. Dia menyampaikan terima kasih mewakili Pemkot dan warga Surabaya atas kinerja para nakes.
Namun, ia juga berpesan kepada seluruh nakes untuk bersyukur dengan besaran insentif yang telah diterima. "Kami berterima kasih atas kinerja teman-teman nakes. Memang kerja mereka berat ya. Tapi yang berjuang di penanganan Covid-19 ini bukan hanya nakes. Ada TNI, Polri, Linmas dan bahkan relawan 'Surabaya Memanggil' yang mereka tidak mendapatkan hak seperti yang diterima nakes," pungkasnya.
Baca juga:
Stafsus Mensesneg: Berhenti Debatkan Mana Lebih Penting, Nyawa atau Ekonomi
Ketua DPR Minta Insentif Tenaga Kesehatan Segera Dibayarkan
Insentif untuk Seribu Lebih Tenaga Kesehatan di Tangerang Sudah Dibayar
Nasib Nakes di Malang, Banyak yang Positif Covid-19 hingga Insentif Belum Dibayar
Besaran Insentif Nakes di Garut Jadi Persoalan, Akun IG Wakil Bupati Banjir Komentar
333 Nakes RSUD dr Slamet Garut Akhirnya Terima Insentif