IPW minta pemerintah bentuk tim independen usut kematian Siyono
"Sangat janggal ketika seseorang dibawa dalam keadaan sehat dan segar bugar dibawa dan diterima mati."
Ketua Presidium Indonesian Police Watch, Neta S Pane menganggap kematian panglima sekaligus komandan rekruitmen kelompok teroris Neo Jamaah Islamiyah (JI), Siyono sangat janggal. Menurut dia, apapun alasannya polisi tidak bisa membunuh Siyono.
"Sangat janggal ketika seseorang dibawa dalam keadaan sehat dan segar bugar dibawa dan diterima mati apapun alasannya janggal," ujar Neta di Gedung Kompolnas, Jakarta Selatan, Rabu (30/3).
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
Neta berharap pemerintah terjun langsung mengusut kematian Siyono. Pemerintah diminta membentuk tim independen agar kematian Siyono terungkap dan menemukan titik terang.
"Jadi jangan hanya polisi hanya sepihak ada kopnflik kepentingan dari Komnas HAM dan Komisi III ambil peran dan bentuk tim independen dan mengusut benar atau tidak sesuai SOP atau salah prosedur. Kalau salah prosedur polisi urus dia harus dituntut," tegas dia.
Neta juga mengimbau agar pihak keluarga terus mengambil langkah hukum untuk membuktikan adanya kejanggalan atas kematian Siyono. Menurutnya, keluarga tidak perlu takut dengan pihak manapun yang mencoba menekan atau melakukan diskriminasi.
Ditegaskan dia, pihak keluarga Siyono harus konsisten menuntut keadilan. Bahkan, Neta menyarankan agar keluarga Siyono mau melaporkan hal tersebut ke sejumlah pihak semisal, Komnas HAM dan DPR.
"Ketika merasa aneh jangan mau terima apapun dan terus mempersoalkan ini ke Komnas HAM, DPR dan bisa ditelusuri," pungkas Neta.
Baca juga:
Istri terduga teroris Siyono minta bantuan hukum ke PP Muhammadiyah
Polri: Kalau sengaja bunuh Siyono, polisi di dunia tertawai kami
Siyono meninggal usai duel dengan anggota Densus 88 di mobil
Anak ketiga Siyono sering mengigau 'Abah tembak'
Warga minta terduga teroris Siyono dikubur di luar desa usai otopsi
Busyro bantah penundaan autopsi Siyono karena penolakan warga