Irjen Djoko Susilo kecil rajin shalat dan mengaji
Kedua kakak Djoko merupakan pensiunan TNI Angkatan Udara.
Tersangka kasus korupsi simulator SIM di Korlantas Polri, Irjen Djoko Susilo lahir dalam sebuah rumah cukup besar, namun sederhana di Jalan Sri Unggul, Kelurahan Kanigoro, Kecamatan Kartoharjo, Madiun, Jawa Timur pada 7 Oktober 1960. Djoko lahir dari pasangan, Sarimun dan Sumilah yang merupakan orang terpandang di kampungnya.
Selain Djoko, masih ada sembilan orang saudara lain yang dilahirkan dalam keluarga tersebut. Namun, tujuh di antaranya meninggal dunia saat masih bayi. Dengan demikian, Djoko merupakan anak bungsu dengan dua orang saudara laki-laki bernama Sukarno (80) dan Dewo Suparno (75). Kedua kakak Djoko merupakan pensiunan TNI Angkatan Udara.
-
Apa yang diubah oleh Korlantas Polri terkait ujian praktik SIM? Korlantas Polri resmi mengubah sirkuit untuk ujian praktik pembuatan surat izin mengemudi (SIM).
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Kenapa Polres Cianjur membuat pelatihan Ujian SIM C? Dibukanya bimbingan ini agar para pemohon mengetahui kondisi jalur lintasan yang baru ditetapkan polri sehingga memperbesar kesempatan untuk lulus.
-
Bagaimana cara kerja polisi cepek? Pengguna jalan yang ingin diprioritaskan hendaknya untuk membuka jendela dan memberikan iming-iming uang. Dengan tindakan ini, mereka yang bertugas dengan sukarela akan ‘pasang badan’ untuk menghalangi kendaraan lain dan memberi jalan.
-
Buah apa yang sering diincar polisi? Buah yang sering diincar polisi?" Buahndar narkoba.
Salah seorang tetangga Djoko, Wis Sabar (72) menuturkan, di masa kecilnya mantan Kepala Korlantas Polri itu dikenal pendiam dan tidak suka macam-macam. Sebab, kedua orang tuanya merupakan orang yang dikenal bercukupan.
"Mas Djoko itu sukanya dolan-dolan. Lha piye maneh, wong kebandhan karo wong tuwane (bagaimana lagi, orang tuanya kaya). Jadi ya serba kecukupan," ujar Sabar ketika berbincang dengan merdeka.com di rumahnya, Jumat (22/3).
Sabar menuturkan, Djoko yang juga lulusan Akpol 84 itu, diketahuinya aktif berpergian. Namun, sering tak aktif jika kegiatan keremajaan yang digelar di kampungnya. Dia juga dikenal sebagai pribadi yang bertanggung jawab dan pintar.
Sementara, keponakan Djoko, Endang Suwartini (55) mengenalnya sebagai sosok yang taat kepada kedua orang tuanya dan rajin beribadah. Sedangkan hubungan dengan saudara dan tetangganya juga cukup baik.
"Pak Djoko itu waktu SMA rajin ke masjid. Sregep mas, kui lho (itu lho) masjid kampung. Sama orang tua, saudara dan tetangga juga baik," katanya.
Lulus dari SMA, Djoko langsung mendaftar ke Akademi Kepolisian (Akpol) dan memulai karier sebagai taruna polisi. Namun, setelah menyelesaikan pendidikannya, Sabat dan Endang mengaku tidak pernah lagi bertemu dengan Djoko.
"Saya kerja di Jakarta jadi nggak pernah ketemu lagi. Nikah dengan istri pertamanya pun saya juga nggak tahu," tuturnya.
Lain lagi yang dikatakan Wis Sabar. Dirinya mengaku, tak pernah melihat lagi selepas Djoko menikah dengan Suratmi, istri pertamanya.
"Setahu saya setelah menikah, mas Djoko dan istrinya pindah ke Jakarta," pungkasnya.
Beredar video polisi mengajak damai bule Belanda di Bali
Baca juga:
Van Der Spek: Menggembirakan, diajak minum bir polisi di Bali
Istri Irjen Djoko, Mahdiana dan tas Prada warna hitam
Pengamat: Sekarang tidak ada polisi miskin
Bripka Made cinta 'damai', Aiptu Jailani pantang damai
Ini pengakuan bule Belanda yang diajak damai polisi di Bali