Jadi Ketum Apersi, Junaidi ingin tingkatkan organisasi berbasis IT
Jadi Ketum Apersi, Junaidi ingin tingkatkan organisasi berbasis IT. Menurut dia, informasi berbasis IT itu diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi untuk memudahkan anggota bertukar informasi permasalahan yang dihadapi.
Junaidi Abdillah terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia 2016-2010 pada Musyawarah Nasional Apersi kelima di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Jumat (16/22) malam. Junaidi terpilih secara aklamasi setelah kandidat lainnya Vidi Sufiadi, mundur dari pencalonan.
Junaidi menggantikan Eddy Ganefo yang kini menjabat Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri. Pengusaha properti yang sukses di Jawa dan Kalimantan itu sebelumnya juga didukung oleh DPD Apersi Kalbar untuk maju sebagai Ketum DPP Apersi.
Pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur, ini mengatakan, sudah menyiapkan berbagai program unggulan untuk membawa Apersi lebih baik ke depan. Dia menjelaskan, profesionalisme organisasi akan terus ditingkatkan dengan program berbasis teknologi informasi.
Menurut dia, informasi berbasis IT itu diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi untuk memudahkan anggota bertukar informasi permasalahan yang dihadapi.
"Di antaranya bidang perizinan, marketing, manajemen properti, perbankan, tertib administrasi keanggotaan dan sertifikasi pengembang," kata Junaidi dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Senin (19/12).
Junaidi menambahkan, sinergi Apersi dan pemerintah juga perlu ditingkatkan. Menurut dia, persoalan perumahan rakyat merupakan masalah dan tanggung jawab bersama sehingga diperlukan kerja sama banyak pihak untuk mengatasinya.
"Kalau saya bisa katakan secara pribadi wajib hukumnya merumahkan rakyat. Itu tentunya dibutuhkan kerjasama yang lebih baik antara pemerintah, perbankan, pengembang, dan masyarakat itu sendiri," katanya.
Dia pun tidak memungkiri bahwa masih terjadi backlog atau selisih pasokan dan permintaan rumah. Namun dia menegaskan, perlu data, rumusan dan kriteria yang jelas soal backlog itu.
"Kalau memang backlog tinggi kenapa faktanya serapan tidak sesuai harapan. Ini berarti ada mis di antara pemangku kepentingan," katanya.
Selain itu, dia juga menilai persoalan backlog terjadi karena masalah pendapatan terutama masyarakat berpenghasilan rendah tidak mengalami kenaikan. Pendapatan masyarakat tidak sebanding dengan harga rumah yang melonjak.
"Makanya perlu dipikirkan pola subsidi yang tepat," ujar Junaidi.
Dia menegaskan, Apersi lebih fokus pada rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Junaidi optimis bisa mensukseskan penyediaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Tak lupa, dia mengusulkan kepada pemerintah agar memberikan perhatian dan ruang lebih kepada masyarakat berpenghasilan tidak tetap.
"Mungkin inilah data di antara masyarakat yang paling banyak membutuhkan rumah," papar dia.
Junaedi juga berjanji menuntaskan masalah dan kendala bagi pengembang di daerah untuk memenuhi kebutuhan rumah masyarakat. Serta mensukseskan program pemerintah dalam mendorong sejuta rumah untuk masyarakat. "Kami akan terus fokus untuk memenuhi kebutuhan rumah masyarakat terutama di daerah-daerah," ungkapnya.
Lebih lanjut Junaidi juga berharap Apersi bisa meneruskan program-program yang sudah dirancang pengurus sebelumnya. Dia mengucapkan terima kasih kepada keluarga, maupun Fuad Zakaria, mantan Ketum DPP Apersi.
Menurut Junaidi, Fuad selama ini sudah banyak memberikan motivasi dan arahan tentang Apersi kepadanya. Tak lupa dia mengucapkan terima kasih kepada mantan Ketum DPP Apersi Eddy Ganefo yang juga banyak memberikan pembelajaran dan kedewasaan untuk Apersi masa kini dan yang akan datang.
"Tentang pengabdian beliau berdua sangat tidak diragukan lagi jasanya di dalam membesarkan Apersi. Semoga perjuangan beliau tidak henti-hentinya untuk kebesaran Apersi," kata Junaidi.