Jadi sorotan media asing, ini pembelaan Korlantas soal macet Brebes
Alasannya kemacetan tidak terjadi di semua titik melainkan hanya di satu titik yakni di Brebes.
Kemacetan parah yang terjadi di pintu tol Brebes hingga mengakibatkan jatuhnya korban meninggal dunia menjadi sorotan media asing. Pemerintah, dianggap tidak punya kesiapan matang menghadapi arus mudik Lebaran 2016.
Kakorlantas Irjen Agung Budi Maryoto tidak sepakat dengan pernyataan tersebut. Sebabnya, kemacetan tidak terjadi di semua titik melainkan hanya di satu titik yakni di Brebes.
"Itu situasional. Memang pada satu titik terjadi kemacetan, tetapi pada titik lain saya bisa buktikan. Kecuali total semua oke. Makanya kemarin kita alihkan ke Nagreg sana tetapi masyarakat dari Subang masuk lagi, sedangkan mereka yang memilih lewat Nagreg aman dia. Cuma kena sebentar di Limbangan udah sampai di jawa duluan," kata Agung saat dihubungi wartawan, Jakarta, Sabtu (9/7).
Agung menjelaskan banyak faktor yang menyebabkan terjadi kemacetan di Brebes. Termasuk faktor sarana prasarana yang disiapkan pemerintah belum memadai.
"Banyak faktor. Pertama infrastruktur, Brexit itu bukan tol tujuan, tapi tol perlintasan kecil tetapi digunakan masyarakat semuanya pingin lewat situ. Sudah kita sekat-sekat sampai Brebes Barat, Pejagan Kanci. Kita punya data dibanding tahun lain pada periode sama lebih banyak 39% dibanding tahun kemarin itu artinya masyarakat memilih lewat situ jadi yang selatan berkurang ini jadi bahan evaluasi kita," ujar dia.
"Yang kedua saya katakan infrastruktur perbaikan jembatan, kalau belum selesai dipaksa selesai kapan. Kemudian palang kereta api tidak bisa diganggu gugat 20 menit berhenti kita ikuti itu," imbuhnya.
Sementara dari perilaku pemudik, dinilai Agung masyarakat terlalu menyepelekan kesiapan perjalanan. Terlebih sebagian masyarakat tidak memahami arahan polisi.
"Kami mohon, Masyarakat juga harus belajar dari kemarin kalau diberhentikan polisi harus nurut, saya sendiri mendapat cerita mereka sudah distop polisi dan dialihkan ke selatan, tetapi sebagian dari mereka memaksakan pingin masuk ke ruas tol Cipali dan akhirnya terjebak, sehingga harusnya ada pembelajaran juga untuk kita ini juga pembelajaran untuk menganalisa kemacetan tadi sehingga bisa kita pecahkan kita paksa," bebernya.
Saat ini, Agung menegaskan pihaknya terus melakukan perbaikan-perbaikan. "Saya tidak mau menyalahkan orang, lebih baik bagi saya kekurangan di mana saya perbaiki," tandasnya.