Jaksa: Kuasa hukum Assyifa tak konsisten sajikan fakta
Pekan depan, persidangan kasus pembunuhan Ade Sara akan memasuki agenda putusan.
Jaksa Penuntut Umum dalam kasus pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto, Aji Susanto, membantah dalil yang disampaikan kuasa hukum terdakwa Assyifa Ramadhani yang menyebut pembuktian unsur sengaja dengan rencana terlebih dahulu hanyalah karangan. Dia justru menyatakan kuasa hukum tidak konsisten dalam menyajikan fakta dalam persidangan.
"Penasehat hukum terdakwa juga tidak konsisten dalam menyajikan fakta sebenarnya, karena untuk menyajikan fakta yang sebenarnya menurut penasehat hukum masih saja mengutip fakta hukum yang telah penuntut umum sampaikan dalam surat tuntutan terhadap Assyifa," ungkap Aji membacakan tanggapan (replik) atas nota pembelaan (pledoi) terdakwa Assyifa dalam sidang di Gedung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Selasa (25/11).
Aji mengatakan seharusnya kuasa hukum mampu menyajikan fakta yang sebenarnya. Tetapi, Aji memandang kuasa hukum hanya mengambil kesimpulan terhadap fakta yang disajikan oleh pihaknya.
"Kalaulah dianggap bahwa penuntut umum menyajikan fakta yang menurut penasehat hukum adalah fakta yang tidak sebenarnya, maka penasehat hukum terdakwa seyogyanya menyajikan bagaimana fakta yang sebenarnya tersebut, bukan malah memberikan kesimpulan terhadap fakta hukum yang telah penuntut umum sampaikan," terang dia.
Selanjutnya, Aji menjelaskan dalil kuasa hukum yang menyebut Assyifa merasa ketakutan akan mengalami nasib yang sama dengan korban Ade Sara, hal itu merupakan rekaan. Aji kemudian balik bertanya siapa yang sebenarnya menyajikan fakta yang tidak sebenarnya.
"Setelah kami perhatikan dengan seksama keterangan terdakwa dalam pledoi penasehat hukum terdakwa, tidak ada satu kalimat pun yang menerangkan terdakwa merasa takut akan mengalami nasib yang sama dengan yang dialami korban Ade Sara. Dengan demikian, siapa sebenarnya yang mengarang atau siapa yang menyajikan fakta yang tidak sebenarnya?" ungkapnya.
Lebih lanjut, Aji menyatakan proses persidangan yang telah berlangsung sangat jelas menunjukkan hubungan kuat antara terdakwa Ahmad Imam Al Hafitd dengan Assyifa Ramadhani terkait peristiwa pembunuhan tersebut. Secara tegas, Aji mengatakan peristiwa tersebut merupakan hasil kerjasama yang sempurna antara keduanya.
"Merupakan bentuk kerjasama yang sempurna dalam melakukan perbuatan sedemikian rupa hingga mengakibatkan kematian korban Ade Sara," terangnya.
Baca juga:
Jaksa minta hakim tolak pledoi Assyifa
Jaksa nyatakan pledoi kuasa hukum Assyifa berlebihan
Kuasa hukum Hafitd sebut jaksa paksakan dakwaan
Ayah Ade Sara: Jeritan anak saya saat dibunuh lebih histeris
Sambil menangis, Assyifa minta maaf telah bunuh Ade Sara
Hafitd, terdakwa pembunuh Ade Sara minta dibebaskan
-
Apa itu SARA? SARA adalah singkatan dari suku, agama, ras, dan antargolongan, yang merujuk pada faktor-faktor identitas yang sering kali menjadi penyebab konflik horizontal dan vertikal dalam masyarakat.
-
Bagaimana SARA bisa diatasi? Tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah konflik SARA adalah dengan memberikan edukasi yang baik mengenai keberagaman suku, budaya, dan agama di Indonesia.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kenapa Sule menjenguk Adzam? Sule meluangkan waktu menjenguk Adzam yang sakit di tengah kesibukannya sebagai public figure.
-
Bagaimana Ade Bunga Niari menjaga penampilannya? Tidak hanya memiliki wajah cantik, Ade Bunga Niari juga menjaga tubuhnya dengan baik sehingga tetap memiliki bentuk tubuh yang seperti gadis remaja.
-
Siapa Serda Adhini? Serda Adhini telah menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapinya. Ia telah menjalani pendidikan khusus pramugari RI 1 di Garuda Indonesia Training Center selama 3 bulan Prestasinya di dunia pertahanan dan keamanan negara telah mendapat banyak pujian dari netizen.