Jalur utara-selatan Jateng macet, banyak bus tak beroperasi
Bus jurusan Purwokerto-Jakarta yang biasa ditempuh 10 jam, kini bisa mencapai dua hari.
Pengalihan arus kendaraan akibat perbaikan jembatan Comal di Pemalang, membuat jalur penghubung utara-selatan menjadi padat. Akibatnya, kemacetan di jalur penghubung antara Tegal, Brebes hingga Banyumas Jawa Tengah tak terelakkan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Bus Bulu Pitu Purwokerto, Hadi Suharto mengatakan banyak bus antarkota antar propinsi (AKAP) dan antarkota dalam propinsi (AKDP) tidak beroperasi lantaran jarak tempuhnya menjadi lebih lama.
"Pengalihan arus lalu lintas dari pantura membuat kemacetan di jalur tengah. Ini berdampak pada kendaraan jurusan Tegal-Purwokerto, misalnya, yang biasanya hanya tiga jam kini molor menjadi delapan jam karena kemacetan tersebut," ujarnya, Kamis (14/8).
Selain itu, kata Hadi, bus jurusan Purwokerto-Jakarta yang biasa ditempuh 10 jam, kini bisa mencapai dua hari. "Karena itu, banyak bus yang memilih tidak beroperasi karena alami kerugian. Sebab, biaya operasional membengkak karena meningkatnya kebutuhan BBM," jelasnya.
Seorang sopir bus jurusan Brebes-Purwokerto, Hartono (48), mengaku memilih tidak beroperasi karena mengalami kerugian. Dia mengemukakan, pilihan tersebut diambil karena kemacetan sudah terlalu parah di jalur yang dilaluinya.
"Biasanya hanya ditempuh dengan waktu kisaran dua jam, tetapi sekarang bisa lebih dari lima jam. Ini karena banyaknya kendaraan berat yang dialihkan," ungkapnya.
Tidak hanya kemacetan, kerusakan jalan juga terjadi di jalur tengah. Kerusakan jalan terjadi akibat kapasitas jalan yang hanya bisa dilewati kendaraan dengan bobot maksimal 10 ton. Namun kenyataannya banyak kendaraan berat yang kapasitasnya lebih dari 10 ton melewati jalan di jalur tengah.
Kepala Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Banyumas, Agus Sriyono menjelaskan kerusakan jalan terutama antara perbatasan Brebes-Banyumas di Pekuncen hingga Ajibarang. "Kerusakan dipicu dengan beratnya tonase kendaraan yang lewat. Kondisi ini diperparah dengan hujan yang turun, sehingga semakin menambah cepatnya kerusakan jalan," tuturnya.