Jamal Ginting, perampok sadis di Pekanbaru dibekuk polisi
Jamal dan rekan-rekannya sudah menembak sembilan korban, dengan satu korban meninggal dunia.
Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau membekuk perampok sadis yang kerap beraksi di sejumlah kabupaten di Riau, Jamal Ginting alias Ginting (32). Tersangka merupakan komplotan Bagong yang terlebih dahulu dibekuk pada bulan lalu.
Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo SIK mengatakan tersangka dibekuk di Kecamatan Kabanjahe, Sumatera Utara.
"Tersangka ditangkap pada Rabu (24/6) sekitar pukul 04.00 WIB di Jalan Jenderal Sudirman, Kabanjahe Sumatera Utara," katanya kepada merdeka.com, Senin (29/6).
Saat ini, tersangka sudah ditahan di Mapolda Riau untuk penyidikan lebih lanjut. Petugas masih memburu kawanan Jamal lainnya, yang selalu beraksi bersama Bagong di beberapa daerah.
Guntur menerangkan, Jamal sudah beraksi di 10 lokasi. Tujuh diantaranya di Riau, sedangkan sisanya di Jambi. Dalam aksinya, Jamal dan rekan-rekannya sudah menembak sembilan korban, dengan satu korban meninggal dunia.
"Jamal dan Bagong beserta komplotannya pernah beraksi di Kabupaten Bangko Jambi pada tahun 2013. Ia dan rekannya merampas uang Rp 500 juta dan menembak korbannya," jelas Guntur.
Pada tahun yang sama, mereka pernah juga beraksi di Panam, Pekanbaru. Kawanan ini merampas uang Rp 15 juta.
"Mereka juga beraksi di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Sebanga Duri. Disini Jamal dan komplotannya menewaskan korbannya," ungkap Guntur.
Kasus berikutnya, sambung Guntur adalah di Jalan Hangtuah Duri pada tahun 2015. Korbannya ditembak dan uang senilai Rp 150 juta dilarikan.
"Lalu mereka beraksi di Jalan Raya Perawang Minas dengan membawa kabur uang Rp 150 juta, dimana korbannya mengalami luka tembak. Kemudian di Air Molek, Kabupaten Indragiri Hulu. Mereka merampok uang Rp 200 juta," ulas Guntur.
Belum habis sampai disitu, Jamal dan rekannya juga diketahui terlibat perampokan di Kecamatan Ukui, Pelalawan. Korbannya adalah nasabah bank yang baru mengambil uang Rp 90 juta.
Lalu kasus di Sarolangun Jambi yang sasarannya toke getah. Disini mereka merampas uang Rp 220 juta dan menembak korbannya. Kemudian berlanjut pada kasus perampokan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Merlung, Jambi. Dari sini, komplotan sadis ini membawa kabur uang nasabah senilai Rp 400 juta.
"Catatan terakhir adalah kasus perampokan di Manggala Jhonson Tanah Putih Rohil, yang juga nasabah Bank. Korban ditembak sementara uang senilai Rp 260 juta dibawa kabur," pungkas Guntur.