Jawab Tuduhan Prabowo-Gibran Cuma Bisa Joget, TKN Fanta Luncurkan Buku
Jawab Tuduhan Prabowo-Gibran Cuma Bisa Joget, TKN Fanta Luncurkan Buku
Jawab Tuduhan Prabowo-Gibran Cuma Bisa Joget, TKN Fanta Luncurkan Buku
Tim Kampanye Nasional (TKN) Pemilih Muda (Fanta) meluncurkan buku Politik Gemoy: Keberpihakan Pemuda pada Prabowo-Gibran. Buku ini mengupas bagaimana narasi politik riang gembira ikut mewarnai jalannya Pilpres 2024.
- Wajah Sangar, Prajurit TNI AD Lari Terbirit-birit Melihat Ular, Semua Anggota Tertawa
- Prabowo-Gibran Menang Telak di TPS Rutan Bareskrim, Dapat 60 Suara dari Total 95 Pemilih
- TKN Prabowo-Gibran Bakal Laporkan Koran Achtung Karena Berisi Fitnah
- Malam Tahun Baru, TKN Fanta Gelar Doa Bersama Sambut Kemenangan Prabowo-Gibran Satu Putaran
Komandan TKN Fanta Arief Rosyid Hasan mengatakan, peluncuran buku ini menjadi jawaban atas tudingan yang menyebut bahwa Prabowo-Gibran cuma bisa joget saja.
"Peluncuran buku ini sekaligus menjawab tuduhan atau cacian bahwa tim Prabowo-Gibran ini cuma bisa joget saja," kata Arief saat peluncuran buku Politik Gemoy di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/1).
Arief menjelaskan, buku Politik Gemoy berisi gagasan-gagasan politik Prabowo-Gibran yang mengutamakan pengembangan pemuda. Salah satunya dengan menempatkan anak muda dalam posisi-posisi strategis menyambut bonus demografi Indonesia sebagai titik awal menuju Indonesia Emas 2045.
"Kesuksesan kita memperoleh bonus demografi, kalau anak mudanya tidak lagi sekedar jadi pemanis dan peraup suara di panggung politik," kata Arief.
Arief mengatakan, penempatan anak muda di posisi strategis telah ditunjukkan Prabowo dengan menunjuk Gibran sebagai cawapres.
Langkah ini menjadi pembeda antara Prabowo dengan dua kontestan Pilpres lainnya yang tidak menempatkan anak muda di posisi strategis.
Dengan menunjuk Gibran sebagai cawapres, Arief mengatakan, upaya untuk mengembangkan sektor kepemudaan tentu akan lebih maksimal.
"Itu yang kita harapkan dari momentum Pilpres 2024 ini, karena kita menganggap Pilpres 2024 pintu masuk apakah berhasil memperoleh Indonesia emas 2045 atau gagal selamanya. Kalau kita salah memilih pemimpin yang tidak mengarusutamakan pemuda, maka kita akan gagal selamanya memperoleh Indonesia emas," pungkas Arief.