Jemaah haji diingatkan tak berbuat zalim kepada anak istri
Barangsiapa mengerti kezaliman dan kedlaifan kita, maka dia akan tahu bahwa Allah lah Yang Maha Segalanya," ujarnya
Jemaah haji Indonesia yang tergabung dalam kloter 6 Embarkasi Surabaya (SUB 06) tampak antusias mengikuti bimbingan ibadah. Tepat pukul 08.00 waktu Arab Saudi, mereka sudah berkumpul di tempat salat Hotel Dar Hadi yang berada di kawasan Aziziyah.
Sekitar lebih empat ratus orang asal Bangkalan, Madiun, dan Surabaya berkumpul untuk mendengarkan pengajian dari Konsultan Bimbingan Ibadah Daker Makkah. Hadir dalam kesempatan ini Kasi Bimbingan Ibadah Tawwabuddin, Koordinator Konsultan Bimbingan Ibadah Prof. Aswadi, serta anggota konsultan lainnya.
Dalam ceramahnya, KH Ihsanuddin Abdan menjelaskan proses perjalanan ibadah haji. Mulai dari mengambil miqat dan niat di tempat pemondokan masing-masing, perjalanan menuju Arafah, Muzdalifah, Mina, hingga Tawaf Ifadlah, Sai, dan Tahallul.
"Karena sudah ahlu Makkah, maka miqat makani-nya di maktab masing-masing. Jangan lupa niat. Setiap kepala regu dan kepala rombongan harus mengingatkan seluruh jemaah untuk niat," terang KH Ihsan, Kamis (25/8).
Satu persatu proses haji kemudian dijelaskan oleh kyai yang juga pengasuh Ponpes Awaliyah Alawi Magelang ini. Saat wukuf di Arafah, Kyai Ihsan mengingatkan para jemaah untuk memanfaatkan momen tersebut guna memohon ampunan dan berdoa.
"Selama ini mungkin kita sering berbuat zalim kepada anak istri, keluarga, tetangga, dan lainnya. Saat itu kita mohon ampunan dan yakin kalau Alah mengampuni," ujarnya.
"Akui kezaliman dan ketidakberdayaan kita. Barangsiapa mengerti kezaliman dan kedlaifan kita, maka dia akan tahu bahwa Allah lah Yang Maha Segalanya," tambahnya.
Hal sama disampaikan oleh Prof. Aswadi. Menurutnya, wukuf berarti berhenti. Karenanya, Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya ini mengajak jemaah untuk melangitkan harapan kepada Allah agar diberi kemampuan meninggalkan yang tidak benar. Harapan lainnya adalah agar diberi kekuatan istiqamah sehingga bisa melaksanakan nilai-nilai Islam yang diajarkan Rasulullah sepanjang zaman.
"Setelah meminta kemampuan meninggalkan yang tidak benar dan melaksanakan yang baik harapan lainnya adalah supaya setiap kita dapat mengembangkan kebaikan kepada orang lain sehingga mereka yang saat ini sedang mengalami kesulitan mendapat kemudahan dari Allah," ujar Aswadi.
Penceramah lainnya adalah Sunandar Ibnu Nur, dosen UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dalam ceramahnya ia menekankan pentingnya kesadaran untuk berbuat baik sekecil apapun selagi masih ada kesempatan umur. Sebab, pada hari kiamat, kebaikan sebesar biji sawi bisa menjadi penentu timbangan seseorang dan itu tidak dapat diharapkan dari siapapun.
Proses bimbingan ibadah yang berlangsung hingga sekitar dua jam ini disambut antusias oleh jemaah. Mereka tampak duduk khusyuk mendengarkan ceramah yang disampaikan dan ikut bertanya dalam sessi tanya jawab.
Fauzan Albaz dari Bangkalan menilai bimbingan ibadah ini sangat positif, terutama bagi jemaah yang baru pertama kali menunaikan ibadah haji. "Ini lebih positif, sehingga jemaah yang baru pertama kali berhaji menjadi lebih mantap," ujarnya.
Fauzan berharap, proses bimbingan ini lebih bisa ditingkatkan lagi, karena urusan layanan tahun ini sudah lebih baik. Bahkan menurutnya peningkatannya sangat pesat.
Jemaah lainnya, Susi Diani juga mempunyai penilaian yang sama. Menurutnya, bimbingan manasik yang digelar tim konsultan Daker Makkah telah memberikan tambahan wawasan dalam menyongsong puncak penyelenggaraan ibadah haji.
"Kami semua para jamaah haji sangat berterima kasih karena betul-betul yang tadinya belum mengerti menjadi tambah mengerti," tandasnya.
Dalam sepekan terakhir, tim bimbingan ibadah haji bersama para konsultan secara simultan mengadakan kegiatan bimbingan ibadah di beberapa sektor pemondokan jemaah haji. Dalam sehari setidaknya ada tiga jadwal bimbingan, pagi, setelah dhuhur, dan setelah magrib.
Tim konsultan yang terdiri dari 6 orang pakar disebar ke beberapa pemondokan untuk memberikan bimbingan secara terjadwal. Proses bimbingan ini akan terus berjalan mengingat ada lebih dari 100 pemondokan jemaah haji Indonesia di Makkah.