Jemaah Haji Diminta Tak Paksakan Diri Jalankan Sunnah Saat Fenomena Istiwa A'dzam
Dalam menghadapi cuaca ekstrem di Mekkah, jemaah haji diimbau sering meminum air dalam jumlah sedikit.
Dalam menghadapi cuaca ekstrem di Mekkah, jemaah haji diimbau sering meminum air dalam jumlah sedikit.
Jemaah Haji Diminta Tak Paksakan Diri Jalankan Sunnah Saat Fenomena Istiwa A'dzam
Fenomena Istiwa A'dzam atau Rashdul Qiblah merupakan peristiwa yang jarang terjadi. Kondisi ini merupakan posisi matahari berada tepat di atas Ka'bah.
Petugas Haji bidang Bimbingan Ibadah (Bimbad) PPIH Arab Saudi, KH Ahmad Shidqi mengatakan, peristiwa ini akan terjadi pada Senin (27/5) dan Selasa (28/5) sekitar pukul 12.17 Waktu Arab Saudi (WAS).
"Ini berarti kalau di Indonesia akan terjadi sekitar pukul 16:18 menit," kata Ahmad Shidqi di Kantor Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Senin (27/5).
Menariknya lagi, peristiwa ini bertepatan musim ibadah haji. Jutaan umat Islam dari seluruh dunia tengah berkumpul di Mekkah untuk mengikuti rangkaian ibadah haji, termasuk jemaah haji Indonesia.
Adanya fenomena ini, Gus Asid, sapaannya mengimbau kepada jemaah haji Indonesia yang sudah tiba di Mekkah untuk tidak memaksakan diri dalam melaksanakan ibadah sunnah ke Masjidil Haram.
Dalam menghadapi cuaca ekstrem di Mekkah, dia mengimbau jemaah untuk sering meminum air dalam jumlah sedikit agar tidak dehidrasi. Terpenting melakukan ibadah sesuai kemampuan kesehatannya.
"Jangan terlalu memaksakan untuk mengerjakan ibadah yang sunnah apalagi yang mubah, sehingga yang wajib nanti malah ketinggalan. Karena ibadah yang sesungguhnya nanti masih pada tanggal 9 Dzulhijjah," kata Gus Asid mengingatkan.
Dia menjelaskan, sebenarnya Istiwa A'dzam merupakan peristiwa yang lazim, tapi pada saat ini memang yang perlu diperhatikan oleh jamaah haji Indonesia adalah suhu di Arab Saudi. Menurut dia, suhu cuaca di Mekkah saat ini sangat panas sekali, yakni lebih dari 40° celsius.
"Saat ini memang suhu di Makkah lebih dari 40 derajat yang mana ini mungkin akan sangat berbeda dengan suhu di Indonesia. Untuk itu kami berpesan kepada seluruh jamaah haji yang sudah berada di Makkah untuk tetap menjaga kesehatan," ujar Gus Asid.
Peristiwa Istiwa A'dzam ini hanya terjadi dua kali dalam setahun. Pertama, terjadi setiap 27 Mei pukul 16:17 WIB atau 12:17 WAS.
Kedua, matahari akan kembali melintas tepat di atas Ka'bah setiap 16 Juli atau 17 Juli pukul 16:27 WIB atau 12.27 WAS.
Fenomena ini menjadi momentum bagi umat Islam untuk menentukan arah kiblat, termasuk umat Islam di Indonesia.
"Ini bisa kemudian dimanfaatkan oleh seluruh umat muslim yang ada di Indonesia untuk kembali melihat arah kiblat di tempat ibadah masjid mushola, apakah arah kiblatnya sudah mengarah tepat ke arah Ka'bah atau tidak," kata Gus Asid.
Caranya dengan menegakkan tongkat pada bidang datar. Kemudian, bayangan tongkat yang lurus itu dipakai menjadi penanda arah kiblat yang tepat.
"Bayangan yang terjadi pada saat 16:00 lebih 17 atau 18 menit pada hari ini, inilah arah kiblat yang sebenarnya," kata dia.
"Untuk itu silahkan diperhatikan lagi seluruh arah kiblat dengan memperhatikan bayangan pada 16:18 menit pada hari ini tanggal 27 mei 2024," kata Gus Asid mengakhiri.