Jenderal Ursinus Medellu polisi lalu lintas paling jujur
Sosok teladan itu sejujur Jenderal Hoegeng. Tak serupiah pun uang kantor dibawa pulang.
Harta kekayaan mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Djoko Susilo membuat orang menggeleng-gelengkan kepala. Dia memiliki sejumlah rumah mewah, tanah, mobil, SPBU hingga bus pariwisata. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memperkirakan harta kekayaan Djoko lebih dari Rp 100 miliar.
KPK menduga uang ini berasal dari korupsi simulator SIM dan tindak pidana pencucian uang. Kasus Djoko masih ditangani KPK.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Apa itu polisi cepek? Istilah ‘cepek’ sendiri merujuk pada pecahan uang senilai Rp100. Fenomena ini menjadi lebih menonjol melalui popularitas Pak Ogah, seorang tokoh fiktif dalam serial televisi Si Unyil yang tayang pada periode tersebut. Pak Ogah menjadi ikon yang mengatur lalu lintas dan meminta bayaran sejumlah cepek dari pengendara.
-
Mengapa polisi itu mencuri keju? Dalam pembelaannya, polisi tersebut berdalih keju itu praktis tidak ada nilainya karena putusnya rantai dingin dan dia ingin menyelamatkan keju tersebut agar tidak hancur.
Sejak dulu posisi di Korps Lalu Lintas dinilai lahan basah. Perilaku para polisi yang kerap meminta damai pun menambah buruk citra penegak hukum ini. Benarkah tak ada sosok yang pantas diteladani dari Korps Lalu Lintas Polri?
Ternyata ada. Sosok teladan itu sejujur Jenderal Hoegeng. Tak serupiah pun uang kantor dibawa pulang. Hidupnya dihabiskan untuk memberikan teladan bagi korps lalu lintas.
Polisi jujur itu bernama Inspektur Jenderal Ursinus Ellias Meddelu. Dia menjabat Direktur Lalu Lintas Markas Besar Angkatan Kepolisian tahun 1965-1972. Setelah itu menjadi Kadapol (Kini Kapolda) Sumatera Utara.
Ursinus dikenal sebagai bapak Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB). Dia juga yang membenahi sistem surat tilang.
Tapi apakah kemudian Ursinus mengambil keuntungan dari jabatannya? Apakah Ursinus memperkaya diri? Tidak sama sekali. Jenderal ini baru bisa punya rumah setelah mencicil mess dengan uang pensiunnya. Bayangkan juga seorang jenderal yang tak mampu menguliahkan anak-anaknya karena kekurangan biaya.
"Kisah hidup Papa seperti sulit dipercaya. Papa meneladani Jenderal Hoegeng soal kejujuran dan pengabdian. Akibatnya saya dan adik-adik tidak bisa kuliah karena kurang biaya," kata Elias Christian Meddelu, putra sulung Ursinus saat menerima tim liputan merdeka.com di rumahnya di kawasan Otista, Jakarta Timur.
Membandingkan Irjen Djoko Susilo dan Irjen Ursinus Meddelu adalah sebuah ironi. Sama-sama komandan lalu lintas Polri, dengan kekayaan yang bagai bumi dan langit.
Seperti Hoegeng, banyak cerita menarik soal Ursinus. Tim merdeka.com mengupas sekelumit kisah soal teladan langka di tubuh korps lalu lintas ini.
Baca juga:
Kisah Jenderal Polisi Ursinus cicil rumah tua berhantu
Tak mau korupsi, Jenderal Ursinus sampai pinjam uang mertua
Walau cuma sebuah lemari, Jenderal Ursinus tak mau disuap
Jenderal Ursinus tak tergiur uang BPKB ratusan juta
Irjen Djoko bikin bonbin, Hoegeng rela lepas orangutan ke alam
Jenderal polisi jujur tinggal di mess sampai ketemu hantu
Kisah Jenderal Hoegeng sedih lihat polisi punya rumah mewah
Lahan Irjen Djoko, dari kebun nanas ke kebun binatang
Lahan Irjen Djoko mau dijadikan kebun binatang dan pacuan kuda
Irjen Djoko nyaris miliki bukit, tanahnya seluas satu kecamatan