Jokowi: Belum Bisa Dibilang Inovasi Jika Tidak Rada-Rada Gila, Out of Mind
Jokowi meyakini IPB dapat membuat rencana strategis untuk menyelesaikan krisis pangan tersebut.
Jokowi ingin Indonesia menjadi lumbung pangan untuk mengatasi permasalahan pangan dunia.
Jokowi: Belum Bisa Dibilang Inovasi Jika Tidak Rada-Rada Gila, Out of Mind
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong adanya inovasi besar-besaran untuk mengatasi beragam tantangan yang ada.
Salah satunya menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan untuk mengatasi permasalahan pangan dunia.
"Dengan tantangan-tantangan yang ada tadi kita perlu inovasi besar-besaran yang bisa menjadi terobosan, yang bisa menjadi langkah besar kita kedepan itu seperti apa untuk menjadikan permasalahan pangan dunia sebagai peluang Indonesia untuk menjadi lumbung pangan," kata Jokowi di acara Dies Natalis ke-60 IPB, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/9).
- Jokowi Gelar Ratas Percepatan Pilkada, Landasan Hukum Bisa Perppu atau Revisi UU Pemilu
- Presiden Jokowi Groundbreaking Proyek Strategis IKN, PLN Hadirkan Listrik Tanpa Kedip
- Jokowi Ngaku Punya Data Intelijen Arah Politik Partai, PKS Anggap Alarm Berbahaya
- Jokowi Sebut Ada Peluang untuk Indonesia di Balik Krisis Pangan Dunia, Apa Itu?
Jokowi menyebut, Indonesia bisa menjadi lumbung pangan ketika negara-negara lain mengalami krisis. Bila hal itu terwujud, maka kesejahteraan petani dan nelayan pun akan meningkat.
"Ada kesulitan, ada krisis tapi itu juga bisa menjadi sebuah peluang, bisa menjadi sebuah kesempatan sehingga nantinya bisa justru meningkatkan kesejahteraan petani kita, mensejahterakan nelayan kita," ucapnya.
Menurut Jokowi, sebuah inovasi belum dapat dikatakan inovasi apabila belum dianggap sebagai hal yang gila atau mustahil.
"Menurut saya, belum bisa dibilang inovasi jika belum kita ini rada-rada gila, belum bisa dibilang inovasi jika kita belum dibilang out of mind, belum bisa dibilang inovasi jika belum dibilang tidak mungkin. Karena inovasi semestinya memang bukan hal yang biasa-biasa saja," tuturnya.
Jokowi mencontohkan, meningkatkan produksi beras dari 5,9 ton menjadi 6 ton per hektar bukanlah sebuah inovasi. Namun, jika produksi beras itu bisa meningkat hampir dua kali lipat menjadi 10-12 ton untuk satu hektare, maka hal itu dapat disebut sebagai inovasi.
"Kalau nanam padi biasasnya 1 hektar berapa pak mentan rata-rata kita berapa? 5,9 ton. Ada inovasi baru hanya 6, bukan inovasi, kalau tadi yang dibialng pak rektor Prof Arif (rektor IPB) tadi 10 atau 12 itu baru inovasi."
Kata Jokowi
@merdeka.com
Berharap IPB Temukan Solusi
Dalam kesempatan yang sama, Jokowi menunggu solusi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam mengantisipasi krisis pangan dunia. Jokowi meyakini IPB bisa membantu pemerintah mengantisipasi ancaman krisis pangan.
Jokowi menyampaikan bahwa kebutuhan pangan meningkat seiring bertambahnya jumlah populasi dunia. Tak hanya itu, kata dia, kondisi geopolitik dunia yang semakin memanas antara Rusia-Ukraina menimbulkan ancaman krisis pangan.
"Ini semua kenyataan yang harus kita hadapi, harus kita sadari. Kita terima dan yang paling penting kemudian kita antisipasi. Apa yang harus kita kerjakan. Nah ini tugasnya IPB Pak rektor. Urusan pangan ini sudah serahkan ke IPB," kata Jokowi.
Dia meyakini IPB dapat membuat rencana strategis untuk menyelesaikan krisis pangan tersebut. Jokowi menyampaikan dirinya menunggu rencana dari IPB terkait masalah pangan.
"Insya Allah rampung. Saya tunggu, apa antisipasi kita. Rencana dan pelaksanaannya harus seperti apa," ujar Jokowi.