Jokowi sebut Indonesia kekurangan dokter
Dalam laporannya Rektor Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (UHAMKA) Prof Dr H Suyatno mengatakan pihaknya sudah mendapatkan izin untuk membuka fakultas kedokteran di Uhamka dan UAD Yogyakarta.
Presiden Joko Widodo menyebut Indonesia masih kekurangan tenaga dokter terutama untuk ditugaskan di daerah-daerah pelosok. Oleh karena itu, ia menyambut baik berbagai pihak termasuk Muhammadiyah yang berencana membuka Fakultas Kedokteran pada beberapa perguruan tingginya.
"Kita masih kurang dokter terutama untuk di daerah-daerah, sangat kurang sekali," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam penutupan Pengkajian Ramadhan 1439 Hijriah yang digelar Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka), Ciracas, Selasa (29/5).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Siapa yang Jokowi minta untuk mengisi kekurangan dokter spesialis? Jokowi meminta agar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera mengisi kekosongan dokter umum dan dokter spesialis di rumah sakit daerah.
-
Kenapa Jokowi meminta Kemenkes segera mengisi kekurangan dokter spesialis? "Tadi Pak Menkes sudah menyampaikan bahwa dokter umum masih kurang 124.000, dokter spesialis masih kurang 29.000. Jumlah yang tidak sedikit. Ini yang harus segera diisi," kata Jokowi dalam Peresmian Peluncuran Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Senin (6/5).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Bagaimana cara Jokowi ingin meningkatkan jumlah dokter spesialis? Oleh sebab itu, dia meminta Kemenkes membuat terobosan untuk memperbanyak dokter spesialis di Indonesia. Salah satunya, dengan memaksimalkan 24 fakultas kedokteran dan 420 rumah sakit."2 mesin ini harus dijalankan bersama-sama agar segera menghasilkan dokter spesialis yamg sebanyak-banyaknya dengan standar internasional," tutur Jokowi.
Menurut Jokowi, langkah tersebut semakin tidak terelakkan karena sudah menjadi sebuah kebutuhan. "Jadi kalau Muhammadiyah mendirikan fakultas kedokteran itu memang sebuah kebutuhan," jelasnya.
Lebih jauh, mantan Gubernur DKI Jakarta ini amat mendukung rencana PP Muhammadiyah membuka fakultas kedokteran dua perguruan tingginya yakni di Uhamka maupun di UAD (Universitas Ahmad Dahlan) Yogyakarta.
Sebab saat ini memang sudah menjadi keharusan bagi Indonesia dalam mencetak dokter-dokter baru untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis di Tanah Air. "Saya senang sudah dapat kabar fakultas kedokteran di Uhamka dan Ahmad Dahlan sudah selesai. Ya karena kita masih kurang dokter," ungkapnya.
Dalam laporannya Rektor Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (UHAMKA) Prof Dr H Suyatno mengatakan pihaknya sudah mendapatkan izin untuk membuka fakultas kedokteran di Uhamka dan UAD Yogyakarta.
Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan meluncurkan Gedung Fakultas Kedokteran Uhamka dan Kompleks Rumah Sakit Islam Uhamka di area seluas 5 ha yang saat ini sudah dimulai pembangunannya.
"Kampus kedokteran ini akan dibangun dalam 8 bulan sehingga tahun ajaran baru diharapkan bisa dipersiapkan sekaligus membangun rumah sakit 8 lantai," tutupnya.
Baca juga:
Jokowi menolak, independensi KPU diuji
Idrus targetkan angka kemiskinan turun jadi 9 persen di akhir periode Jokowi
Moeldoko sebut BPIP diperlukan untuk tangkal ancaman radikalisme
Jokowi sebut tokoh Muhammadiyah sukses manfaatkan media sosial
Jokowi bersyukur Rupiah menguat