Jual harimau, Ismail dihukum 2 tahun penjara
Selain hukuman penjara, Ismail yang merupakan warga Dusun Sumber Waras, Desa Sei Serdang, Batang Serangan, Langkat, Sumut ini juga dihukum membayar denda Rp 100 juta subsider 3 bulan kurungan.
Ismail Sembiring Pelawi (59) dijatuhi hukuman 2 tahun penjara. Buruh perkebunan ini dinyatakan bersalah telah menjerat lalu menjual bangkai satwa dilindungi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).
Selain hukuman penjara, Ismail yang merupakan warga Dusun Sumber Waras, Desa Sei Serdang, Batang Serangan, Langkat, Sumut ini juga dihukum membayar denda Rp 100 juta subsider 3 bulan kurungan.
-
Kenapa penjual cilok ini ingin membeli hewan kurban? Keinginan kuat untuk berbagi sudah dimantapkan Irfan sejak satu tahun lalu. Dia rela menabung sedikit demi sedikit agar bisa beribadah kurban untuk sang anak.
-
Bagaimana cara jual beli bayinya? Sebelumnya, polisi membongkar sindikat jual beli bayi melalui media sosial Facebook yang terjadi di wilayah Depok, Jawa Barat.
-
Bagaimana cara menabung jika ingin membeli hewan kurban dengan patungan? Mengutip dari laman NU Online, Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni menyebutkan, mayoritas ulama memperbolehkan patungan kurban. Secara perhitungan membeli hewan kurban secara patungan dinilai lebih murah jika harus membeli seekor hewan kurban untuk diri sendiri.
-
Kapan tulang hewan berisi biji henbane hitam ditemukan? Tulang tersebut berasal dari antara tahun 70 dan 100 Masehi berdasarkan model keramik dan bros kawat yang ditemukan di lubang berlumpur yang sama.
-
Hewan langka apa yang ditemukan oleh petani di Australia Selatan? Seorang petani di Beachport, Australia Selatan, melakukan penemuan luar biasa ketika memasang perangkap untuk menangkap predator yang berpotensi memangsa ternaknya. Pao Ling Tsai tadinya berharap menangkap musang atau rubah, tetapi justru dia dikejutkan dengan seekor hewan yang terakhir kali terlihat di Australia Selatan lebih dari 130 tahun yang lalu.
-
Bagaimana petani tersebut tertangkap? Peristiwa itu sebenarnya telah terjadi pada 16 Oktober 2020.Namun pelaku JM baru tertangkap di rumahnya setelah tiga tahun hidup di kebun untuk menghindari polisi. Pelaku tidak beraksi sendiri. Ia melakukan kejahatan itu bersama empat rekannya, seorang pelaku sudah menjalani masa hukuman.
Hukuman itu dijatuhkan majelis hakim yang diketuai Riana Pohan di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Kamis (4/1). Ismail dinyatakan bersalah melanggar Pasal 40 ayat (2) jo Pasal 21 ayat (2) huruf b UU No 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekositemnya jo Peraturan Pemerintah No 07 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
"Menjatuhi terdakwa Ismail Sembiring Pelawi dengan hukuman 2 tahun penjara denda Rp 100 juta subsider 3 bulan kurungan," kata Riana.
Majelis hakim juga memerintahkan agar bangkai harimau yang dijual terdakwa diserahkan kepada Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Wilayah Sumatera Sektor Medan.
Hukuman yang dijatuhkan majelis hakim lebih rendah dari tuntutan jaksa. Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Sani Sianturi meminta Ismail dihukum 3 tahun penjara dengan denda Rp 100 juta subsider 6 bulan kurungan.
Ismail menyatakan menerima putusan majelis hakim. Begitu pula dengan JPU Sani Sianturi.
Dalam perkara ini, Ismail ditangkap polisi hutan di sekitar rumahnya di Dusun Sumber Waras Desa Sei Serdang, Batang Serangan, Langkat, Minggu (27/8) sekitar pukul 09.30 Wib. Sebelumnya, petugas mendapat informasi pria itu ingin menjual seekor harimau mati yang didapat dari jeratannya.
Petugas kemudian melakukan penyamaran dan berpura-pura berminat membeli. Saat transaksi berlangsung, Ismail ditangkap. Dalam penangkapan itu, petugas mengamankan barang bukti berupa bangkai seekor harimau sumatera dan selembar tenda yang digunakan untuk menutupi bangkai satwa dilindungi itu.
Baca juga:
Sering masuk perkebunan warga, Gajah di Bener Meriah dibuatkan jalur sendiri
Melihat rehabilitasi kukang sebelum dilepaskan ke alam liar
Gajah betina ditemukan mati keracunan di perkebunan sawit
Setelah 2 tahun direhab, orangutan betina dilepasliarkan di Jantho
Kawanan Gajah liar merusak kebun warga di Bener Meriah