Junior Dibully Senior sampai Kemaluan Cedera di Ponpes Tawakal Tri Sukses Berujung Damai
Selain itu, alasan keluarga sepakat damai karena orangtua pelaku dan pondok pesantren sudah datang ke rumah.
Sekarang anak APD sudah membaik hanya saja untuk psikisnya masih dalam pengobatan.
Junior Dibully Senior sampai Kemaluan Cedera di Ponpes Tawakal Tri Sukses Berujung Damai
-
Bagaimana bullying tersebut terjadi? Dalam video tampak korban, AY (14), tak bisa berbuat apa-apa saat menjadi sasaran teman-teman sekelasnya. Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku. Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
-
Apa yang dimaksud dengan bullying? Bullying atau perundungan salah satu masalah sosial yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, tempat kerja hingga dunia maya.
-
Siapa yang menjadi korban bully di SMP tersebut? Kasus perundungan kembali terjadi di Sumatera Selatan. Kali ini menimpa seorang siswi SMP di Musi Banyuasin (Muba) menjadi korban bullying oleh lima teman kelasnya.
-
Apa saja contoh tindakan bullying yang dilakukan anak dan remaja? Mereka mungkin melecehkan atau mengolok orang lain dalam upaya untuk menonjol di antara teman-teman mereka.
-
Bagaimana ciri-ciri bullying? Bullying dapat diidentifikasi melalui tiga karakteristik berikut; (1) disengaja (untuk menyakiti), (2) terjadi secara berulang-ulang, dan (3)ada perbedaan kekuasaan.
Rikarno Widi Ayah Korban santri yang dianiaya oleh senior di Pondok Pesantren Tawakal Tri Sukses Kota Jambi, mencabut laporan polisi karena sudah melakukan damai kedua belah pihak keluarga dan ada poin yang disepakati. Diketahui, santri berinisial APD (12) yang kena bullying oleh seniornya, mengalami cedera bagian kemaluannya hingga mengalami trauma berat.
"Ia saya ayah korban bersama kedua orangtua pelaku datang ke Polda Jambi, untuk mencabut laporan polisi," kata Rikarno Widi saat diwawancarai pada Senin (04/12).
Menurut dia, sekarang anak APD sudah membaik hanya saja untuk psikisnya masih dalam pengobatan. Ia menjelaskan hanya butuh pendamping saja.
- Anggota TNI Tewas Dianiaya Senior di Kodam Diponegoro, Jumlah Tersangka Pelaku Bertambah Jadi 6 Orang
- Santri Ponpes Tawakal Tri Sukses Jambi Dibully dan Dianiaya Senior hingga Trauma
- Buntut Kesal Dicerai, Pria Ini Tusuk Sekeluarga Termasuk Mantan Istri Usai Salat
- JK: Airlangga Jenderal Perang Golkar di Pemilu 2024
"Walaupun kami damai tapi untuk kasus bullying tidak dibenarkan sehingga akan berakhir di jalur hukum," ujarnya.
Selain itu, alasan keluarga sepakat damai karena orangtua pelaku dan pondok pesantren sudah datang ke rumah.
"Sehingga saya menghargai orang tua pelaku, sedangkan alasan kita untuk mencabut laporan polisi, karena tersulut emosi membuat laporan ke polisi melihat anak yang merintih kesakitan di rumah sakit," jelasnya.
"Orangtua pelaku juga sudah membuat kesepakatan dengan kami ada poin yaitu membantu biayanya pengobatan anak sampai dirinya sembuh dan ada nominal yang sudah disepakati hanya saja tidak pantas saya sebutkan," imbuhnya.
Rikarno menjelaskan untuk APD saat ini sudah keadaan membaik masih mau sekolah di pondok.
Sementara itu, Ditkrimum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudhistira sudah bertemu dengan keluarga korban dan pondok pesantren.
"Bahwa dari korban sudah melakukan mediasi dengan pihak pelaku sehingga kami sarankan untuk menghadiri semua pihak," katanya.
Menurut dia, kepolisian akan melakukan Restoratif Justice karena dari pihak orangtua korban sudah membuat mencabut laporan.
"Kita saat ini menunggu surat dari korban sehingga kita akan buat jadwal RJ, itu kita kumpulkan semua orang tua korban dan pelaku serta pihak pondok pesantren," ujarnya.