Kabar hoax dikhawatirkan munculkan mosi tak percaya ke pemerintah
Salah satu menyita perhatiannya soal isu 10 juta tenaga kerja asal China ke Indonesia. Partai Hanura percaya beredarnya kabar bohong dan fitnah berkembang bukan tidak mungkin menimbulkan mosi tidak percaya terhadap pemerintah.
Presiden Joko Widodo geram dengan banyaknya informasi bohong atau hoax beredar di media sosial. Salah satu menyita perhatiannya soal isu 10 juta tenaga kerja asal China ke Indonesia. Partai Hanura percaya beredarnya kabar bohong dan fitnah berkembang bukan tidak mungkin menimbulkan mosi tidak percaya terhadap pemerintah.
"Kalau berita-berita fitnah itu tidak ditindak nanti masyarakat lambat laun percaya pada hoax-hoax itu, dan akan berakibat pada ketidakpercayaan terhadap pemerintah dalam menjalankan tugas-tugas konstitusinya," kata Ketua DPP Partai Hanura Dadang Rusdiana saat dihubungi, Jumat, (30/12).
Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah menjadi salah satu faktor kunci suksesnya pemerintah. Untuk itu, kata Dadang, pihaknya mendukung langkah Jokowi menindak tegas akun atu penyebar isu bohong di jagat dunia maya.
"Pak Jokowi adalah pemimpin yang tahu dan mampu memilah mana kritik dan mana fitnah dan penyebaran kebencian. Kalau kritik kita terima, sebaliknya kalau fitnah dan berita kebohongan harus ditindak," tegasnya.
Dadang menilai, sikap Jokowi bukan suatu ketakutan, tetapi mengantisipasi keresahan dan kegaduhan bakal terjadi di masyarakat akibat beredarnya berita bohong. Sehingga langkah diambil Jokowi merupakan hal wajar.
"Bukan ketakutan, wajar sekali bahwa pemerintah harus bertindak cepat mengatasi akun-akun yang tidak bertanggung jawab dan menyebar fitnah. Masyarakat kan resah juga dengan berita-berita dusta yang dikembangkan, dari mulai isu jutaan tenaga ilegal yang masuk, isu PKI lah dan penghinaan-penghinaan Presiden, ini tidak boleh dibiarkan," tegasnya.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Bagaimana cara mengetahui bahwa berita tersebut tidak benar? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang “tak terelakkan” antara keduanya.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Bagaimana cara mengecek kebenaran berita hoaks tersebut? Penelusuran Mula-mula dilakukan dengan memasukkan kata kunci "Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina" di situs Liputan6.com.Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks tentang Budi Arie mundur? Di media sosial beredar jika Budi Arie resmi mundur dari jabatan sebagai Menkominfo, pada 1 Juli 2024. Narasi tersertakan video yang menampilkan Budi Arie sedang berjalan mundur.
Baca juga:
Isu 10 juta buruh China di Indonesia 'plintiran' media abal-abal
Berantas media online abal-abal, Kominfo gandeng Dewan Pers
Media online abal-abal bikin gerah pemerintah
PKS sebut banyak kabar hoax karena pemerintah tak terbuka
Ramai-ramai laporkan berita hoax lewat aplikasi