Kabar Terbaru Kasus Dugaan Penistaan Pendeta Gilbert, Belasan Saksi Diperiksa Polisi
Dugaan penistaan agama itu buntut ceramah Gibert yang menyinggung salat dan zakat.
Kabar Terbaru Kasus Dugaan Penistaan Pendeta Gilbert, Belasan Saksi Diperiksa Polisi
Kabar Terbaru Kasus Dugaan Penistaan Pendeta Gilbert, Belasan Saksi Diperiksa Polisi
Polda Metro Jaya masih menyelidiki kasus dugaan penistaan agama dengan terlapor pendeta Gilbert Lumoindong.
- Kasus Pendeta Gilbert Belum Naik Penyidikan, Ini Alasan Polisi
- VIDEO: Pendeta Gilbert Dipolisikan Pengacara Farhat Abbas Buntut Ceramah Zakat & Salat
- Terungkap, Sosok Laporkan Pendeta Gilbert Terkait Dugaan Penistaan Agama Adalah Farhat Abbas
- Duduk Perkara Ceramah Pendeta Gilbert Singgung soal Zakat hingga Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
Dugaan penistaan agama itu buntut ceramah Gibert yang menyinggung salat dan zakat.
Belasan Saksi Diperiksa Polisi
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, 14 saksi telah diperiksa oleh Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Belasan saksi telah diperiksa itu di antaranya pelapor termasuk sejumlah saksi terkait kegiatan cemarah dilakukan Gilbert.
"Ya dari pihak pelapor, kemudian saksi saksi yang disebutkan pelapor, kemudian pihak security Gereja Thamrin Residence," kata Ade Ary, Selasa (21/5).
Selain petugas keamanan, polisi juga memeriksa pihak apartemen dan penanggung jawab ibadah di GBI.
"Kemudian dari manajemen GBI. Ini masih dikomunikasikan terus, mohon waktu ya," ujar Ade Ary.
Sebelumnya, sebuah potongan ceramah pendeta Gilbert menuai kritik, karena menyinggung soal zakat dan shalat. Dalam ceramahnya itu, Gilbert membandingkan zakat umat Islam yang 2,5 persen, sementara umat Kristen 10 persen.
Gilbert menjelaskan zakat 10 persen itu membuat umatnya tidak perlu repot bergerak dalam ibadah. Sementara umat Islam harus salat karena hanya zakat 2,5 persen sampai sempat memperagakan gerakan mirip salat.
Buntut video khotbah tersebut, pendeta Gilbert dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Tercatat ada tiga laporan di antaranya, Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Farhat Abbas, dan Kongres Pemuda Indonesia.