Pendeta Gilbert Diperiksa Terkait Kasus Penistaan Agama, Ini Penjelasan Polda Metro Jaya
Keterangan Pendeta Gilbert telah dituangkan dalam BAP
Pendeta Gilbert Diperiksa Terkait Kasus Penistaan Agama, Ini Penjelasan Polda Metro Jaya
Polda Metro Jaya telah memeriksa Pendeta Gilbert Lumoindong sebagai terlapor dalam kasus dugaan penistaan agama, yang dilaporkan beberapa pihak ke aparat kepolisian.
"Terlapor sudah dilakukan pemeriksaan, betul terlapor saudara G sudah dilakukan pemeriksaan dalam rangka penyelidikan atau interogasi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Kamis (4/7).
Menurut Ade Ary, keterangan Pendeta Gilbert yang telah dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) nantinya akan dikumpulkan dengan beberapa berkas laporan dari beberapa daerah.
"Telah dibuatkan berita acara interogasi pada terlapor, saat ini penyelidik masih menunggu ada beberapa berkas dari daerah lain yang dilimpahkan. Selanjutnya akan dilakukan gelar perkara," sebutnya.
Sebelumnya, Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) melaporkan Pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya.
Laporan tersebut teregister dengan nomor LP/B/2223/IV/2024/SPKT Polda Metro Jaya tertanggal 25 April 2024. Gilbert dilaporkan terkait Pasal 156 a KUHP tentang Tindak Pidana Penistaan Agama.
Terkait kasus ini, Gilbert telah menyampaikan ucapan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia.
Gilbert sempat jadi sorotan usai menyampaikan ceramah yang menyinggung tentang salat dan zakat dalam agama Islam. Video ceramahnya viral di media sosial dan mendapat kecaman dari sejumlah warganet.
Diketahui, permohonan maaf tersebut langsung disampaikan Gilbert pada Senin (15/4) usai bertemu dengan Ketua Dewan Masjid Indonesia sekaligus Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK).
"Dengan segala kerendahan hati meminta maaf karena kegaduhan yang ada," ujarnya.
Gilbert juga menuturkan bahwa ia tidak bermaksud untuk mengolok-olok umat Islam dalam ceramahnya.
"Penjelasan yang lengkap sebetulnya itu sebagai autokritik umat Kristiani di mana saya bilang bahwa ibadahnya orang Muslim misalnya cukup setengah mati. Kenapa setengah mati? Karena berat, sehari lima kali. Kita orang Kristen seminggu sekali, sudah itu, seminggu sekalinya juga duduknya santai-santai," beber Gilbert.