Kabut Asap Semakin Kotori Udara Palangka Raya
Lalu lalang pengendara motor pun, belakangan umumnya sudah mengenakan masker, untuk mengantisipasi terjangkit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).
Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, berselimut kabut asap sebulan terakhir akibat kebakaran hutan dan lahan. Kotornya udara mulai mengganggu aktivitas warga, utamanya di pagi hari. Tidak sedikit warga harus mengenakan masker saat berada di luar rumah. Diharapkan, kabut asap parau di 2015 lalu tidak terulang tahun ini.
Secara umum, intensitas hujan semakin sedikit dan terus menurun sejak Juni 2019 lalu. Hutan dan lahan beberapa titik di Kalteng, mulai terbakar dan mulai mengakibatkan kabut asap.
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan? Sisa-sisa kuno bagian bumi yang telah lama hilang ditemukan di Kalimantan. Penemuan lempeng Bumi yang diyakini berusia 120 juta tahun.
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Kenapa kebakaran hutan sering terjadi di musim kemarau, terutama di Sumatera dan Kalimantan? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan. Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Di mana letak Hutan Punti Kayu? Letaknya berada di tengah Kota Palembang tepatnya Jalan Kol. H. Burlian km 6,5.
"Sudah sebulan ini, kalau setiap pagi, udara tercium seperti bau bakar-bakar tanaman kering," kata Arul, salah seorang pegawai pemerintahan di kota Palangka Raya, kepada merdeka.com, Rabu (7/8).
Dia menerangkan, lalu lalang pengendara motor pun, belakangan umumnya sudah mengenakan masker, untuk mengantisipasi terjangkit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).
"Kalau pakai masker, sudah mulai banyak. Ya itu tadi, tebalnya asap pagi hari, waktu jam turun kantor, anak sekolah," ujar Syamsudin.
Warga Palangka Raya lainnya, Syamsudin, mengutarakan serupa. Bahkan Selasa (6/8) kemarin, siang hingga sore hari, lalu lalang helikopter terlihat di langit kota Palangka Raya, berupaya memadamkan Karhutla. "Ada lebih 5 kali saya lihat helikopter Water Boombing bertuliskan BNPB. Tapi saya tidak tahu, mau madamkan Karhutla dimana," sebut Syamsudin.
Syamsudin berharap, kabut asap parah akibat Karhutla sehingga benar-benar menurunkan kualitas udara ibu kota provinsi Kalimantan Tengah pada titik terendah, tidak terulang lagi tahun ini.
"Jangan lah, jangan sampai kabut asap 2015 kemarin itu tidak terulang lagi, karena bikin sesak nafas. Mudah-mudahan bisa cepat dipadamkan," demikian Syamsudin.
Baca juga:
Baru Dilantik, Kapolda Kalteng Langsung Fokus Tangani Kebakaran Hutan
Delapan Polda Fokus Tangani Kebakaran Hutan
Polri Tangkap 10 Pelaku Karhutla di Sumatera
Presiden Jokowi Pimpin Rakornas Pengendalian Karhutla 2019 di Istana
Jokowi Malu Berkunjung ke Malaysia-Singapura Gara-gara Kabut Asap Karhutla
Kabut Asap Makin Pekat, BPBD Riau Kerahkan 4 Helikopter Padamkan Kebakaran Hutan