Kader HMI berulah lagi, kini ogah melunasi sewa bus buat kongres
Sang sopir sempat cekcok karena dia harus kembali ke Padang Sidempuan, Sumatera Utara.
Setiap kali berurusan soal duit, nampaknya sebagian kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang hadir ke kongres di Pekanbaru kerap berulah. Kabarnya, ada juga rombongan kader HMI asal Sulawesi Barat enggan membayar lunas sewa bus.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa (24/11) dini hari. Wakapolresta Pekanbaru, AKBP Sugeng Putut Wicaksono kepada merdeka.com mengatakan, ongkos sewa bus berdasarkan kesepakatan awalnya adalah Rp 6 juta. Namun saat tiba di lokasi, rombongan berjumlah 46 orang ini hanya membayar sekitar Rp 2 juta.
"Sang sopir yang tak terima ulah rombongan tersebut, lalu mendesak massa HMI untuk melunasinya. Ketegangan pun sempat terjadi akibat massa menolak tanggung jawabnya untuk membayar penuh sewa bus," kata Putut.
Tidak terima atas ulah kader HMI Sulawesi Barat itu, sopir bus lalu mendatangi panitia lokal Kongres HMI di Pekanbaru. Bukannya jalan keluar didapat, panitia lokal malah menyarankan pihak bus bicara dengan Panitia Nasional Kongres (Panasko), yang hingga saat ini tak tentu rimbanya.
"Sopir bus yang mengangkut rombongan ini harus kembali bekerja, melanjutkan perjalanannya ke Padang Sidempuan, Sumatera Utara," ujar Putut.
Setelah dioper ke sana kemari tanpa kepastian, lanjut Putut, sang sopir bus pun berhasil menerima sisa pembayaran sewa sebesar Rp 4 juta. Selanjutnya oleh polisi, kader HMI itu langsung digiring ke Arena Takraw, Purna MTQ, Pekanbaru, buat beristirahat.
Hanya saja, kata Putut, bukannya beristirahat melepas penat selama perjalanan, rombongan ini malah berteriak-teriak tak jelas. Dia menduga lantaran mereka tak mendapat sambutan oleh panitia lokal. Beruntung petugas piket gabungan yang ada di posko Purna MTQ sigap menenangkan massa.
"Alhamdulillah sudah kondusif, walau subuh tadi sempat terjadi kericuhan kecil terkait masalah pembayaran sisa ongkos bus yang enggan dibayar mereka," tutup Putut.