Kagum Sosok Bung Karno, Mendikbud Harap Menginspirasi Anak Muda Giat Membaca
"Sejak muda, Bung Karno sudah mengenal pemikiran dunia dan pemikiran bangsanya sendiri dari buku yang dibaca. Akhirnya ini menghasilkan kecerdasan beliau yang membuatnya menjadi 'penyambung lidah' bangsa terbaik yang pernah dipunyai bangsa ini," kata Nadiem.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, sangat mengagumi sosok Proklamator Soekarno. Menurutnya, Bung Karno sebagai 'penyambung lidah' terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia dan menjadi sumber inspirasi karena kecerdasan dan pengetahuannya.
Nadiem menceritakan bagaimana seorang Bung Karno tetap membaca buku meski sedang ditahan oleh Belanda. Hal itu, kata dia, menunjukkan Bung Karno sedang membuktikan bahwa di dalam penjara sekalipun beliau tetap seorang manusia Indonesia merdeka.
-
Siapa yang bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
-
Kapan Ir. Soekarno dan tokoh nasional lainnya diasingkan ke Pesanggrahan Menumbing? Tepat tanggal 22 Desember 1948, Ir. Soekarno, Haji Agus Salim, dan Sutan Syharir dibawa ke Berastagi dan diamankan di Parapat. Sementara itu, Dr. Moh. Hatta, Mr. Ali Sastroamidjojo, Mr. Moh. Roem dan beberapa tokoh lainnya diamankan di Pesanggrahan Menumbing.
-
Kapan Soekarno dan Hatta diculik oleh para pemuda? Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok.
-
Kapan para pemuda menculik Sukarno? Tanggal 16 Agustus, Pukul 03.00 WIB, Para Pemuda Menculik Sukarno di Rumahnya Untuk mengelabui Jepang, Sukarno disuruh mengenakan seragam tentara PETA.
-
Bagaimana reaksi Soekarno saat bertemu Kartika? Bung Karno yang mengetahui kedatangan istri dan putrinya, seketika mengulurkan tangan dan seolah-olah ingin mencapai tangan Kartika.
-
Kenapa Soekarno tertarik berguru kepada Datuk Mujib? Diketahui Presiden Soekarno kepincut dengan syair tema kemerdekaan karangan gurunya tersebut.
"Saya harap ini bisa menginspirasi anak muda untuk membaca dan mengerti apa arti merdeka. Sejak muda, Bung Karno sudah mengenal pemikiran dunia dan pemikiran bangsanya sendiri dari buku yang dibaca. Akhirnya ini menghasilkan kecerdasan beliau yang membuatnya menjadi 'penyambung lidah' bangsa terbaik yang pernah dipunyai bangsa ini," kata Nadiem.
Hal itu disampaikan Nadiem dalam webinar pembukaan pameran daring Buku Bung Karno, Selasa (24/11).
Menurutnya, buku adalah sumber pengetahuan mencerdaskan. Diingatkannya, ada hubungan tingkat kemajuan dan kecerdasan sebuah bangsa dengan minat baca masyarakatnya. Semakin tinggi, amak akan semakin bagus.
"Masyarakat membaca adalah masyarakat yang selalu ingin belajar, di mana buku punya kedudukan penting bagi mereka," kata Nadiem.
Di acara itu, hadir Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri, cucu Bung Karno yang juga anggota DPR Puti Guntur Soekarno, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, dan Sejarawan Bonnie Triyana.
Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya mengapresiasi pameran buku tersebut. Harapannya, lewat pameran ini, Bung Karno mampu hadir sebagai sosok pemimpin negarawan sekaligus pembelajar yang baik, menginspirasi bagi anak-anak muda Indonesia demi kemajuan Indonesia Raya. Memahami buku-buku yang dibaca Bung Karno, maka diharap bangsa Indonesia bisa memahami bagaimana Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdiri.
"Pameran Buku Bung Karno menunjukkan bagaimana Bung Karno hadir sebagai sosok pemimpin negarawan dan sekaligus pembelajar yang baik. Keseluruhan yang dipelajari, dikonstruksikan dalam imajinasi tentang Indonesia," kata Hasto.
Sejarawan Bonnie Triyana mengatakan bahwa buku-buku Bung Karno memiliki makna penting. Karena lewat ide-ide yang dipelajari dan diserap Bung Karno dari buku-buku itulah kini Indonesia bisa merdeka.
"Bung Karno menggunakan ide ini sebagai cara menggerakkan kesadaran bangsa menghadapi kolonialisme Belanda," kata Bonnie.
Yang lebih menarik, kata Bonnie, masing-masing buku yang dipamerkan ini memiliki ceritanya sendiri-sendiri. Ada buku yang diberikan seorang kawan bung Karno dari Bandung, dimana saat itu dirinya masih di dalam penjara.
"Ada berbagai buku yang dikirim saat Bung Karno masih dipenjara. Kita cek dalam surat Bung Karno ke sahabatnya, beliau selalu minta dikirim buku di penjara. Dan hasilnya adalah kolaborasi ide yang ditulis di dalam buku 'Di Bawah Bendera Revolusi' dan ratusan pidatonya," pungkasnya.
Reporter: Delvira Hutabarat
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Megawati ke Nadiem: Banyak Anak Indonesia yang Pintar, Tapi Tak Bisa Sekolah
Kebutuhan Guru ASN Kurang 40 Persen, Mendikbud Buka Seleksi PPPK
Kemendikbud Beri Kesempatan Guru Honorer Ikuti Seleksi Pegawai Pemerintah Kontrak
Pemerintah Angkat 1 Juta Guru Honorer Menjadi PNS Kontrak di 2021
Salurkan Bantuan Upah Tenaga Pendidik Non-PNS, Pemerintah Jamin Transparan