Kakek Buat Laporan Usai Cucunya Alami Kekerasan di TK Internasional Serpong, Polisi Selidiki & Cek Lokasi
Rena menegaskan, laporan itu dia dibuat agar pihak sekolah bertanggungjawab atas permasalahan yang terjadi.
Kakek itu geram pihak sekolah seolah mengabaikan kasus kekerasan yang dialami cucunya.
- Kapolri Beri Hadiah Sekolah Inspektur Polisi buat Bripka Rico yang Tangkap Pelaku Curanmor saat Lepas Dinas
- Aksi Emak-Emak di Lebak Tanam Padi di Tengah Jalan, Protes Jalan Rusak Kerap Jadi Penyebab Kecelakaan
- Alasan SMK Lingga Kencana Depok Gelar Perpisahan di Subang yang Berujung Petaka
- Cegah Kerawanan, Kapolresta Pekanbaru Pantau TPS di Rutan
Kakek Buat Laporan Usai Cucunya Alami Kekerasan di TK Internasional Serpong, Polisi Selidiki & Cek Lokasi
Kakek ini tidak terima cucu kesayangan yang masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK) menjadi korban kekerasan oleh teman sebayanya. Peristiwa itu terjadi di sekolah TK internasional di Serpong, Tangerang Selatan.
Kejadian itu kemudian dia laporkan ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan. Laporan kakek itu teregisterasi TBL/B/429/11/2024/SPKT/POLRES TANGERANG SELATAN/POLDA METRO JAYA.
"Laporan sudah kemarin dan hari ini ada beberapa bukti berkas yang harus saya lengkapi," terang Rena, kakek dari siswa TK korban bully saat ditemui di Mapolres Tangsel, Kamis (22/2/2024).
Rena menceritakan, peristiwa kekerasan itu. Bermula saat cucunya berinisial JK (4) beberapa kali dipukul teman kelasnya. Peristiwa itu terjadi sejak cucunya masuk ke sekolah itu tahun 2023 silam.
"Terakhir, korban dipukul dengan botol di bagian tangan dan tidak mau bersekolah. Cucu saya sampai meraung-raung nangis ketakutan untuk diajak sekolah, dibujuk dulu baru dia mau, tapi sampai sekolah dia enggak berani turun dari mobil dan harus dirayu lagi," ujar Rena.
Rena menegaskan, laporan itu dia dibuat agar pihak sekolah bertanggungjawab atas permasalahan yang terjadi. Sebab menurutnya, selama ini pihak sekolah menganggap enteng persoalan kekerasan yang dialami cucunya.
"Saya dan orang tuanya sudah empat kali menemui pihak sekolah yang diwakili kepala guru, guru kelas, manajemen, tapi enggak pernah ada solusi. Kami tahu anak (pelaku) adalah anak bangsa yang juga harus dilindungi. Bukan itu tujuan saya, agar pihak sekolah ini bertanggung jawab," ujar Rena.
Rena berharap dengan dirinya melapor ke polisi, pihak berwajib dapat mengambil langkah konkret dalam menangani persoalan kekerasan di TK internasional itu.
"Ini sudah berjalan sejak 2023, puncaknya pemukulan dengan benda tumpul yaitu botol air minum 10 Januari 2024. Sekolah harusnya jangan diam, ini masalah serius karena bukan cuma fisik, psikis cucu saya pun terganggu," tegas Rena.
Sebab berdasarkan bukti medis dan hasil asassement Psikolog ini harusnya JK (4), mendapat perlindungan.
Polisi Langsung Selidiki & Cek Lokasi Kejadian
Terpisah, Kasie Humas Polres Tangsel, Iptu Wendi Afrianto membenarkan ada laporan dari seorang pria lansia terkait dugaan tindak kekerasan di sekolah TK Internasional. Pria itu adalah kakek korban yang bersekolah di sana.
“Benar bahwasanya pihak korban telah membuat laporan polisi di Polres Tangsel. Untuk saat ini tim penyidik unit PPA Polres Tangsel sudah melakukan cek tkp dan rencana penyelidikan untuk langkah-langkah selanjutnya,” terang Wendi.
Unit PPA Polres Tangsel segera memanggil terlapor dan pihak-pihak terkait dalam laporan dugaan kekerasan oleh sesama siswa TK tersebut. Tentunya sambil menunggu bukti hasil kekerasan yang dialami korban anak balita tersebut.
“Tentunya akan diagendakan untuk dilakukan klarifikasi terhadap laporan tersebut. Sampai saat ini kita masih menunggu hasil resmi dari pihak dokter dan visumnya,” terang Wendi.